This article was published first in my FB on May 1 2010, well I think I better put this here.
Berat rasanya bagi flm Bollywood tidak berfokus ttg cinta, seberat perjuangan ShahRukh Khan mempromosikan film ini di negaranya sendiri. SharRukh dinilai terlalu berpihak kepada kaum Muslim sehingga film ini sempat di boykot kaum Hindu dan rumah sang mega star hrs di demo massa.
Filmnya sendiri (bagi gw) masuk kategori tidak terlalu luar biasa. Perkawinan dua agama yg menjadi fokus utama menjadi bias. Maksudnya, jika Khan seorang muslim yg taat, apa dia akan menikahi Mandira yg seorang hindu? Dan perkawinan mereka tidak terlalu menjadi persoalan lantaran mrk tinggal di Amrik yg sekuler.
Walau tidak mirip, film ini mengingatkan filmnya John Abraham tahun lalu "New York", tapi yg membuat film ini istimewa adalah tentu saja adanya ShahRukh dan Kajol. Sebelum dan sesudah Kuch Kuch Hota Hai, dua mega star ini sdh sering berpasangan. Akting mereka sungguh luar biasa. Dan lagi2 mengingatkan kita bahwa regenerasi bintang film India juga sama lambatnya dengan Hollywood dimana film2 box office dan bermutu masih yg dibintangi bintang2 senior.
MY NAME IS KHAN bisa di bilang sebagai kampanye efektif yg meluruskan pemahaman org2 bule terhadap islam, yg mencabik2 emosi penonton.
Sungguh, film ini adalah sebuah film dakwah yg tidak harus membalut tubuh pemeran utamanya dengan sorban dan ceramah2 yg terlalu menggurui. Jangan salah, film nasional kita juga ada yg sama bagusnya kayak "Emak ingin naik haji", jika yg diomongin adalah ttg sisi keagamaan.
Dunia muslim mmg jadi incaran para penulis cerita di Bollywood pasca Slum Dog Millionaire, tentu saja ini pertanda bagus bagi kaum muslim dan pecinta film yg bosan dengan cara bertutur film2 Bollywood yg konvensional. Akhirnya, MY NAME IS KHAN mmg harus ditonton sbg pencerahan jiwa bagi kita semua.
0 comments:
Post a Comment