Universal

Universal
Me and films

Silahkan Cari

Wednesday 21 December 2011

Happily Divorced >>> Gay jokes


Penggemar The Nanny nampaknya harus segera menonton sitkom anyar ini. Kenapa? Di jamin pasti bernostalgia dengan suara bindeng Fran dan gayanya yang sok centil itu. Dan beberapa bintang yang dulu bermain di The Nanny.

Kali ini Fran  melakoni waniti di usia 40an yang mendapati ternyata sang suami gay. Mereka kemudian sepakat bercerai, namun lantaran sang suami belum punya tempat sendiri, mereka akhirnya tinggal serumah. Dan bergulirlah cerita kocak ini.

Cerita sitkom ini sangat ringan. Benar-benar tipikal. Apalagi yang harus dijelaskan ya? Penikmat sitkom pasti menyukai Happily Divorced. Beberapa moments mengingatkan kita dengan The Nanny, bukan itu saja, beberapa bintang tamu memang di usung dari sitkom lawas top tersebut, seperti yang tadi di sebut. Watch it.

Hey I'm Back...

Ahh...blog ini seperti terabaikan dengan kesibukan diluar arena serial teve yang makin asyik membabi buta. Yang harus di salahkan adalah modem telkomsel yang terlalu lemot dan anehnya tetap aku pertahankan. Entah. Males ganti2 kartu lantaran telah nyaman bayaran bulanan atau internet tak lagi menarik perhatianku...


Begitu banyak serial baru yang begitu rakus aku ingin tonton, namun apa daya kerjaan bertumpuk harus aku selesaikan. Necessary Roughness yang begitu legit, The Glades yang seru atau Terranova yang tak kunjung menarik perhatian ku rasanya ingin di curahkan ke dalam blog ini, tapi apa daya.....it's all about time...ah....

Mulai dua minggu lalu aku juga mulai berbagi serial teve ke orang-orang yang siapa tahu bakal ketagihan juga...yah walau jadinya kayak orang jualan gorengan...gak apalah at least I can share...

Rasanya ingin kembali menulis semua yang aku nikmati di layar kecil televisiku walau hanya sedikit orang yang menikmati apa yang aku tulis...Gak bisa janji kapan bisa mulai nulis lagi but I promise it's gonna be anytime soon.

Di teve lokal ada serial Laskar Pelangi The Series tapi kok gak pernahsempet ketonton ya? ato memang belum maen ya? Ada juga Kitchen Musical tapi selalu lupa pas serial ini tayang hingga akhirnya gak fokus nontonnya. I hope the dvd version will be released soon.

Sementara di arena serial barat, nampaknya serial2 menahun masih tetap menguasai rating. Musim2 berikutnya Bones, Fringe, Desperate Houswives, One Tree Hill dan sedikit lainnya tetap menjadi tungguan yang manis.

Di jajaran sitkom nampaknya Happily Divorced yang paling menarik perhatianku. Apa karena sudah familiar dengan gaya banyolan Fran Drescher ya?
Janji bakal di share disini semua besok-besok ya....

Saturday 5 November 2011

MAD LOVE >>> Cinta Memang Gila2an...


Dunia sitkom memang menyenangkan. Tak ada sedih dan duka. Semua masalah tampak begitu mudah dan setiap masalah bisa di selesaikan dengan menyenangkan.

Sitkom satu ini menyoroti empat muda mudi. Ben dan Larry yang berprofesi sebagai pengacara muda. Kate dan Connie yang berteman dari kecil. Ben dan Kate tak sengaja bertemu dan dengan sedikit liku akhirnya jatuh cinta. Kehidupan cinta mereka direcoki dengan seru oleh ulah Larry yang tambun namun penakluk wanita, dan juga problematika Connie yang susah mencari pacar. Mungkin dari sini bisa ditebak kalau Larry dan Connie yang selalu saling ejek memendam perasaan.

Di sela-sela masalah percintaan ringan, penonton juga di sodori karakter lain semisal Tiffany, si pirang cantik tapi blo'on "majikan" Connie yang beranak kembar. Lantaran suaminya tak pernah di rumah dan Tiff sangan tidak bisa mengasuh bayi, maka Connie yang mengasuh bayi2nya sering mengundang Kate ke rumah Tiff sehingga mereka menjadi berteman. Dan dilema pun menimpa Larry. Apa ya?

Sesederhana itukah cerita MAD LOVE? Yupz, ini kan sitkom. Kekuatan sitkom terletak pada karakter utama yang menyenangkan dan teman-teman yang menyebalkan namun membuat cerita seru. Dan Mad Love menaati formula dasar itu.

Jason Biggs nampak bisa menyelami perannya. Harap maklum, komedi adalah lahannya dan berperan culun nan menyenangkan adalah keahliannya. Sarah Chalke yang sebelumnya bermain kocak di Scrub juga terlihat fasih melakoni peran tipikal Kate. Judy Greer dan Tyler Labine yang memerankan Connie dan Larry bak kucing dan tikus sangat pas.


Walau cerita sangat klise alias tipikal sitkom dengan penyelesaian yang gampang, namun dialog-dialog cerdas mengalir dengan deras. Saling ejek antara Larry dan Connie terasa seru dan berisi dan harus diakui inilah yang membuat sitkom ini menjadi terasa berisi.

Sayang, kabarnya sitkom Mad Love ini hanya dibuat satu musim saja. Kecewa sih, tapi tak apalah, 13 episode sudah cukup membuat kita terbahak walau sebenarnya potensi untuk membuat cerita berkembang masih sangat terbuka.

>>Ithonx<<

Saturday 29 October 2011

TERMINATOR: THE SARAH CONNOR CHRONICLES >>> Seru di Awal, Melempem Di Akhir


Bagi penggemar film Terminator dan seque-sequealnya, tidak menonton serial ini tidaklah apa-apa. Serial dua musim ini tak memberi pengalaman menonton yang sangat luar biasa. Pertama, dimaklumi saja kalau ini hanyalah serial teve dengan bujet terbatas (dibandin filmnya), dan kedua film ini menitikberatkan pada dramalurgi dengan bumbu eksyen sedikit dan lebih menggali sisi psikologis ibu John Connor, Sarah Connor.

Yang belum pernah menonton seluruh seri Terminator (what??) di jamin bakal kesulitan mencerna jalan cerita nampak tidak ada juntrungan.

Males ah ngomongin plot. Ngomongin artisnya ajalah. John Connor diperankan Thomas Dekker yang setelah serial ini (di) tamat (kan) bermain di beberapa film yang kurang box office. THomas memang agak mirip dengan Nick Stahl yang memarankan John Connor versi film. Namun Thomas punya wajah lebih kalem dan tampan. Aktingnya tak bisa dibilang luar biasa. Standar lah. Tak ada lonjakan emosi maupun pergulatan batin luar biasa pada karakter ini sehingga semua hal tampak begitu lempeng tanpa kejutan bagi si John.

Lena Headey kebagian peran sentral di sini. Sebagai Sarah Connor, sang ibu. Aktingnya memang bagus, tapi tak terlalu mengundang simpati mendalam bagi penonton.

Hadirnya Brian Austin Green sebagai Derek, paman John lumayan menyegarkan di beberapa episode, namun makin mendekati akhir, karakter ini tak memberi banyak kontribusi terhadap plot yang sebenarnya sudah bagus, namun terlalu dipanjang-panjangkan.

Yang cukup mengesankan adalah para mesin yang cukup baik dimainkan aktor-aktor yang sudah akrab di mata pecinta serial teve. Shirley Mansion, vokaliis band Inggris Garbage yang eksentrik itu kebagian peran yang ngepas dengan dirinya: Cairan Metal yang menyamar sebagai Katherine Weaver. Tak kalah bagusnya adalah Garret Dillahunt pada saat memarankan John Henry. Dan Summer Glau yg berperan sebagai si mesin cantik Cameron.

Serial ini memang bagus di awal musim. Episode pertamanya saja banyak dipuji-puji kritikus, namun makin lama cerita terasa garing dan tak ada lonjakan plot yang membuat kita betah untuk berlama-lama mendengarkan dialog-dialog yang terkadang terlalu biasa dan tak cerdas. Tapi tetap saja serial ini layak tonton.

>>Ithonx<<

Wednesday 19 October 2011

CAPTAIN AMERICA: FIRST AVENGER >>> Gak Sabar Nunggu THE AVANGERS

Gempuran film2 superhero di tahun 2011 memang dahsyat. Satu yang mencuri perhatian dan berhasil meraup banyak uang adalah sosok superhero Marvel yang ternyata memang sangat enak untuk dinikmati. BIntang utama-nya Chris Evans memang sudah pernah melakoni peran superhero dalam Fantastic Four, namun nampaknya peran Captain America inilah yang mengangkat nama Evans ke level lebih tinggi. Uniknya, media terutama internet banyak membahas perubahan tubuh Evans yang luar biasa dan gambar-gambarnya tanpa kaos yang menunjukkan otot dada-nya menjadi promosi hebat, padahal gambar itulah satu-satunya adegan Chris Evans bertelanjang dada dalam film ini. Memang, perubahan tubuh Evans yang luar biasa banyak menginspirasi para pria yang ingin membentuk otot, tapi sebenarnya tak lebih istimewa dari apa yang dilakukan Taylor Lautner kan?




Oke, di dalam filmnya Evans yang memerankan Steve Rogers digambarkan kurus ceking namun bercita-cita luhur untuk menjadi seorang tentara yang membela negaranya dalam memerangi Nazi. Tentu saja yang ada di layar bukan tubuh Evans sebenarnya. Kepalanya sih iya, namun tubuhnya tentu saja hasil CGI. Banyak yang menganggap CGI-nya sangat sempurna, namun bagi Ithonx terasa aneh lantaran kepala Evans terlihat begitu besar. Tapi untunglah kita tak perlu berlama-lama melihat Chris Evans eh Steve Rogers yang kurus dan pendek. Dengan bantuan serum ajaib, Steve Rogers berubah menjadi Captain America yang sempurna.

Cerita kemudian mengalir standar. Kisah cinta dan persahabatan menjadi bumbu yang mengantar ke plot utama yaitu memerangi villain. Tak ada lonjakan emosi yang berarti layaknya saat kita menonton Spiderman-nya Tobey McGuire. atau Batman-nya Christian Bale. Tak juga saat Rogers kehilangan sobat kentalnya, Bucky. Tapi tak apalah, mungkin superhero yang satu ini memang dibuat dengan tone yang berbeda.

Kita juga harus jeli saat di awal cerita kita disodori prolog yang nantinya mengantar penonton ke ending-nya. Sesuai judulnya: The First Avangers, maka kita harus maklum jika film ini hanya 'sekedar' mengenalkan siapa itu Captain America. Yang sudah menonton Thor, maka bersiaplah nanti kehadiran Thor, Captain America, Hulk, Iron Man, dan lain-lain dalam satu film superhero paling ditunggu: The Avangers. Ah, gak sabar.

>>Ithonx<<

Sunday 16 October 2011

DON'T BE AFRAID OF THE DARK >>> Monster of The Toy Soldiers

Baru disodori film rumah berhantu di Insidious, jadi maklum saja jika harus membanding-bandingkan film ini dengan film setan-setanan tersebut. Film ini memang patut ditunggu apalagi dengan menjual nama Guilermo Del Toro yang makin mantap dengan karya-karya horor yang cerdas. Bagi Ithonx, Shyamalan, Del Torro, Craven adalah jaminan buat horror bermutu tanpa ceceran darah terlalu berlebihan. Del Torro memang tak duduk di kursi sutradara, hanya menulis naskahnya saja, namun tetap saja nama besar yang terpampang di poster sangat menjual.

Balik lagi ke perbandingan film ini dengan Insidious. Banyak kesamaannya memang: Rumah berhantu, pasangan muda, dan anak kecil yang diteror menjadi klise jika saja tidak di olah dengan baik.

Don't be afraid of the dark di buka dengan adegan mendebarkan seorang bapak tua yang mencongkel gigi pelayannya demi mempersembahkan gigi-gigi tersebut agar sang anak kembali padanya. Namun yang terjadi adalah sang bapak tersebut terseret kedalam "alam" lain yang ada di basement rumah super besar-nya tersebut. Ithonx pribadi menilai adegan ini merupakan spoiler. Lebih enak jika cerita ini di buat jadi flashback saja.

Scene kemudian berganti dengan cerita Alex dan Kim yang menjemput bocah cantik bernama Sally dari bandara. Diketahui kemudian bahwa Sally adalah putri Alex yang dikirim sang istri, bercerai dengan Alex, agar tinggal di rumah besar Alex. Sally nampaknya sulit menerima kenyataan bahwa ayah-ibu-nya bercerai, apalagi sang ayah sudah akan menikah dengan Kim.

Konflik klise antar ayah-putri-calon ibu tiri bergulir klise. Untungnya tak dibuat berlarut-larut lantaran Sally menemukan jendela basement dirumah baru mereka. Jelas dengan mudah kita bisa menebak bahwa rumah baru Alex dan Kim adalah rumah yang sama yang dtinggali bapak tua yang bernasib malang di awal cerita.

Dengan insting ingin tahu yang berlebihan, Sally tanpa sengaja melepas makhluk-makhluk imut takut cahaya mengerikan yang menginginkan gigi-gigi dan nyawanya. Selebihnya cerita bergulir dengan pakem yang sangat-sangat klise. Yup, bocah yang sering berulah tak dipercaya saat apa yang ia ceritakan adalah kenyataan. Sang bocah mencari bukti namun tak digubris hingga akhirnya teror datang dan semuanya terlambat....

Semua misteri, dongeng, dan teror terkuak di menit-menit terakhir hingga menuju akhir yang lumayan bikin miris. Keseluruhan cerita memang tak bisa disebut gemilang, namun tetap saja klimaks yang baik, cerita yang tak bertele-tele dan keingin-tahuan penonton akan ending-nya menjadi nilai bagus untuk film ini.

Rasa-rasanya sepanjang menyaksikan film ini kita diingatkan film-film tentang makhluk2 imut bengis semacam The Gremlins, Toy Soldiers, atau beberapa episode The Twilight Zone. Tapi tak apalah, cerita yang tak orisinil ini mampu dikembangkan dengan baik kok.

Katie Holmes bermain sangat datar disini. Mungkin karena naskah tak memberi banyak ruang untuk karakternya berkembang, namun ending film ini akan membuat kita terus mengenang karakter Kim yang ia mainkan. Sama halnya dengan Guy Pierce. Aktor tampan kawakan ini kurang mengena memerankan sosok bapak. Bandingkan dengan pasangan Patrick Wilson dan Rose Byrne di Insidious yang sangat tertekan secara psikologis.

Akhirnya tumpuan film ini hanyalah akting si bocah Bailee Madison yang memerankan Sally. Memang Bailee bukanlah Dakota Fanning yang brilian itu. Namun aktingnya cukup menggigit. Mungkin karena jam terbangnya diserial teve lumayan tinggi ya.

Secara keseluruhan, Don't be afraid of the dark tak memberi 'ketakutan' yang hebat bahkan terasa biasa tanpa cita rasa horor yang kental. Tapi sebagai tontonan sekali tonton, lumayanlah...

>>Ithonx<<



Thursday 22 September 2011

FAST 5 >>> THE SHAVED HEADS RULE...!!


Sebagai franchise yang paling mengandalkan kebut-kebutan mobil sebagai jualan utama, film yang dibintangi pria-pria macho ini masih yang terdepan dan belum terkalahkan. Dan nampaknya seri-seri berikutnya akan terus dibuat.

Seri ke 4 sangat membuat penonton kecewa dengan matinya tokoh yang dimainkan Michelle Rodriguez, namun kejutan manis akan muncul di seri ke enam nampaknya jika menilik ending yang ada pada instalmen ke 5 ini.

Fast 5 lebih istimewa dalam beberapa hal. Pertama di sutradarai Justin Lin yang menyutradaria Tokyo Drift yang bagi banyak orang tidak diakui sebagai seri Fast and Furious. Namun ternyata Justin Lin mampu memboyong pemain-pemain di seri sebelumnya. Tyrese Gibson yang muncul di seri ke 2 menggantikan Vin Diesel berhasil digaet. Sementara bintang-bintang utama, kecuali Michelle, tetap melanjutkan perannya. Jika saja Lucas Black, Michelle Rodriguez, Devon Aoki, dan Eva Mendez (cuma cameo di seri ini) ikut bermain juga, maka film ini layak mendapat A plus. Namun Eva dan Michelle sudah dipastikan muncul di seri ke-6. Untungnya hadirnya Dwayne Johnson mampu mengangkat seri ini ke level adrenalin tingkat tinggi. Dan jadilah film ini dikuasi binntang-bintang berotot berkepala pleontos: Vin Diesel, Dwayne Johnson, dan Tyrese Gibson.

Plot masih seputar usaha Don, Brian, dan Mia yang jadi buronan. Kali ini mereka terperangkap di Brazil dan dikejar-kejar para polusi korup sekaligus diburu oleh agen pemerintah yang tak lain Luke Hobbs yang diperankan Dwayne The Rock.

Dengan pertolongan Vince (inget? yang naksir Mia di seri 1?) dan rekan-rekan lama mereka, Dom cs merencanakan hal-hal gila yang tentu saja melibatkan mobil dan baku hantam di jalan raya.

Bertemunya Luke dan Dom lumayan monumental dan cukup memberi ketegangan tersendiri. Duo Big Muscle ini terlibat baku hantam yang sangat seru. Hadirnya Vince (walau harus tewas, spoiler!!!) memberi kesan baik sehingga seri ini nampak punya koherensi yang bagus. Lainnya Tokoh Han yang sedikit mengganggu. Loh kenapa? Han awalnya tampil di Tokyo Drift yang kita tahu adalah cerita paling terdepan. Sementara kita juga tahu Han tewas di akhir cerita Tokyo Drift penonton menjadi kasihan dengan tokoh ini walau diakhir cerita dia bahagia. Jika Lucas Black tampil di seri selanjutnya, maka tokoh Han jelas harus ditiadakan.

Oh ya, hadirnya Tyrese Gibson dengan banyolan2 kocaknya membuat film ini segar layaknya di seri ke-2.

Indikasi bahwa tokoh yang diperankan Michelle Rodriguez akan kembali cukup besar. Hadirnya Eva mendez di akhir cerita menandakan bahwa dua wanita seksi tersebut bakal tampil lagi. Sementara tokoh Dom terlihat bahagia mendapat kekasih, apa jadinya jika sang pacar yang semua orang kira telah tewas, Leti, ternyata masih gentayangan menjadi bajing loncat?

Apa The Rock akan hadir juga? Entahlah, tapi jika benar tentu saja akan menjadi sajian yang menggigit. Atau mungkin kali ini Dominic Purcell saja yang di gaet. The other muscular shaved head must be in.

Memang The Fast and The Furious orisinil dianggap klasik karena adegan car race-nya yang tak terlalu berlebihan sebagai film eksyen, dan sequel2nya dianggap hanya film2 mediocre dengan eksyen yang tidak realistis. Tapi misi film ini sebagai hiburan haruslah tetap dihargai. Dan lagi, antusiasme penonton adalah darah bagi kelangsungan franchise ini.

>>Ithonx<<

Wednesday 21 September 2011

TRUE BLOOD SEASON 4 >>> Too Crowded...!!!

Musim ke empat serial yang per musimnya hanya mengemas 12 atau 13 episode saja ini makin mencekam. Cerita di tiap episode begitu mengalir deras. Namun banyaknya karakter dan makhluk2 supranatural yang terus bermunculan menjadikan musim ini terlalu ramai. Tidak kehilangan fokus, sih. Tapi tetap saja membuat menjadi berlebihan.

Karakter Alcide si werewolf memang membuat segar, namun terasa sebagai sempalan saja. Sementara masuknya karakter-karakter baru terkadang mubazir, atau mungkin disimpan dulu sebagai kejutan nantinya.

Untungnya koherensi cerita berjalan mulus. Cerita tak lagi hanya berpusat di bar Merlotte lantaran setiap karakter utama membuat plot-plot tersendiri yang terkadang berhubungan setelah satu tahun kemudian. Sookie yang terlibat cinta segitiga sensual bersama Eric dan Bill terus ikut campur dengan perlawanan para penyihir yang ingin melenyapkan para penghisap darah. Tara dan Laffayette yang awalnya membuat plot tersendiri ikut terseret dalam masalah Sookie di akhir cerita. Jason, Hoyt, Jessica dan Andy tak kalah menghadapi masalah seru pula. Sementara Sam masih berkutat dengan adiknya yang super bengal.

Tokoh-tokoh baru ikut meramaikan serunya cerita. Marnie, Jesus, Debbie dan sederet lainnya membuat semarak serial vulgar ini.

Kejutan-kejutan di tiap episode membuat penonton terpaku untuk menantikan kelanjutannya. Ketegangan benar-benar merambat dan terjaga dengan baik.

Musim empat ini masih tetap mempesona dan memukau.

>>Ithonx<<



Saturday 17 September 2011

FALLING SKIES SEASON 1 >>> Perang Melawan Alien Pedofil dan Robot....


Nama Stephen Spielberg terpampang jelas di setiap poster yang dirilis serial ini. Walau hanya duduk sebagai produser eksekutif, namanya adalah jaminan setiap kisah fiksi yang berhubungan dengan monster, alien, robot dan makhluk purbakala.

Namun Falling Skies sebenarnya tak menawarkan premis yang benar-benar baru. Jika jeli, maka kita akan diingatkan dengan serial Jericho yg bukan bercerita tentang alien itu.

Dikisahkan bumi telah di invasi oleh alien yg di sebut manusia Skitters. Makhluk buruk rupa ini memiliki kaki enam dan selalu ditemani robot (yang disebut manusia) Mechs. Skitters sudah dipastikan berperangai seperti monster, dan Mechs selain susah di lumpuhkan, tembakan laser-nya sangat mematikan dan jitu. Dan kapal induk mereka sangat besar menyerupai crane yg bisa kalian lihat di poster atas.

Invasi para alien ini menyebabkan semua alat eletronik tak berfungsi sehingga manusia kocar kacir tanpa komunikasi. Falling Skies mengetengahkan kisah beberapa belas orang sipil dan tentara yang karena nasib bertemu dan berusaha bertahan hidup. Tentu saja plot ini harus diberi tokoh utama. Kali ini ada Dosen sejarah dan dua putra-nya yang tak lelah mencari anak kedua-nya, seorang dokter anak yang terpaksa harus menjadi dokter serba bisa, seorang tentara tegas namun baik hati, dan segelintir remaja yang harus menjelma menjadi pejuang.

Intrik cerita berkembang ketika diketahui bahwa para Skitters menculik anak2 dan kemudian memberi mereka harness (semacam parasit di punggung mereka) agar hilang ingatan dan menjadi budak. Belum lagi para masalah yang ditimbulkan para survivor lain yang berbeda haluan.

Seperti yang dibilang tadi, Falling Skies mengingatkan kita pada Jericho. Kedua serial ini bercerita tentang kisah Post Apocalypse. Jika Skeet Ulrich dalam Jericho harus bergerilya bertempur dengan manusia lainnya pasca perang nuklir sehingga peradaban manusia kembali pada titik terendah, maka Noah Wyle harus bertempur dengan alien 'pedofil' dan manusia lainnya yang tak kalah buas.

Noh Wyle yang beken sebagai dokter ganteng klimis di ER menjelma menjadi Tom Mason yang bersama putra sulungnya bahu membahu membasmi alien dan bertempur sesama manusia.

Musim pertama serial ini hanya mengemas 10 episode saja. Konflik antar karakter sangat enak dinikmati tiap episode, maka wajar jika para kritikus umumnya memuji serial ini. Rasa penasaran kita terus dipupuk layaknya saat menikmati LOST. Watch it.

>>Ithonx<<

Sunday 11 September 2011

ANDY 'SPARTACUS' WHITFIELD MENINGGAL DUNIA. RIP.



Spartacus season 2 belum juga mengudara, dan berita tentang pergantian pemeran Spartacus ke tangan Liam McIntyre sudah sangat basi. Dan nampaknya Andy Whitefield benar-benar tak akan kembali lagi ke Spartacus karena harus menyerah dengan penyakitnya. Spartacus telah meninggal dunia di pelukan sang istri.

Banyak yang tak menyangka kalau Andy meninggal dunia lantaran beberapa berita yang di hembuskan mengatakan bahwa kondisinya makin membaik. Namun Tuhan berkata lain.


Andy Whitfield awalnya hanya dikenal di negara kelahirannya saja, Australia sebagai aktor. Namanya tiba-tiba berkibar setelah membintangi serial fenomenal Spartacus produksi Starz. Namun Andy kemudian dikabarkan menderita non-Hodgkins Lymphoma dan harus dirawat intensif. Konsekuensinya, musim kedua Spartacus harus ditunda hingga Starz berinisiatif membuat prekuel-nya untuk mengisi kekosongan. Namun Andy kemudian memutuskan keluar dari serial Spartacus dan membuat Starz harus mencari penggantinya. Mencari pengganti Andy bukan perkara gampang. Karisma Andy begitu melekat pada karakter Spartacus.

Andy Whitfield hanya sebentar mengecap polularitas internasionalnya, namun namanya akan terus berkibar selamanya. Goodbye, Andy. You'll be missed.

>>Ithonx<<

Friday 2 September 2011

JIKA SUPERMAN KEHILANGAN SEMPAK MERAHNYA

Proses syuting masih berjalan, namun buzz tentang banyaknya perubahan yang bakal di buat Zack Snyder di Superman: Man Of Steel terus menjadi perbincangan hangat. Yang paling banyak di perdebatkan adalah soal kostum sang manusia baja. Liaht gambar2 yang ada disini. TOkoh superhero ikonik ini dikenal luas lantaran memakai sempak merah diluar, namun Snyder nampaknya bakal tega tak memakaian Superman-nya Henry Cavill celana dalam keramat itu. Ditambah lagi, perubahan mencolok sangat terasa di warna, tekstur dan logo. Belum lagi guratan urat otot dan urat di bisep dan paha. Memang nampak mentereng, tapi ini perubahan yang serius kan?

Kalo soal Henry Cavill, Ithonx sendiri awalnya ragu dengan tampangnya saat tampil plontos di The Tudor. Namun demi melihat Henry memakai kostum Supe dg tatanan rambut ala Christopher Reeve, yang bisa Ithonx bilang "He's such a perfect cast". Kesan bangsawan tengil di The Tudor langsung hilang. Rahangya yang square teraksentuasi dengan baik. Ithonx rasa Henry tak bakal mengecewakan para fans Superman.

Yuk kita bandingkan kostum Cavill di Man of Steel dan Routh di Superman Returns



Mencolok kan bedanya? Silahkan amati sendiri. Walau banyak dicerca dan dianggap tak sukses, Superman Returns tetap memorable dan tak mengecewakan Ithonx. Memang banyak yang menganggap tak bombastis dan banyak dramanya, namun tetap masihh enak dinikmati. 

Penasaran dengan versi Henry Cavill yang dibidani Zack Snyder yang sukses membuat 300 itu. Bakalan gimana ya?

>>Ithonx<<

Monday 29 August 2011

SUPER 8 >>> ET-nya J.J Abrams??



Nama J.J Abrams dan Steven Spielberg adalah jaminan sebuah film misteri atau futuristik. Dengan terpampang dua nama besar tersebut, film Super 8 tak perlu memasang nama bintang besar lantaran kita semua maklum kalau duo tersebut lebih menjual plot dan spesial efek. Seperti yang diberitakan, proses pembuatan Super 8 amat sangat dirahasiakan baik plot maupun lokasi syuting. Sementara trailer yang lepas juga tak memberi banyak bocoran walau mampu membuat calon penonton mati penasaran.

Dan akhirnya sampailah penantian itu.

Super 8 sendiri adalah nama jenis rol film yang terkenal di era 80 an. Jadi sudah dipastikan bahwa film ini bersetting tahun 80an. Cerita berawal ketika sekelompok bocah yang terobsesi menjadi film maker sedang membuat film bergenre zombie. Bocah-bocah tanggung ini begitu bersemangat menyelesaikan film mereka, dan diselingi dengan cerita konflik keluarga mereka masing-masing. Saat syuting di sebuah stasiun kereta api, tak sengaja mereka menjadi saksi kecelakaan kereta api barang yang dahsyat (adegan ini luar biasa). Dan tak sengaja kamera super 8 mereka menangkap gambar sebuah sosok mengerikan.

Peristiwa demi peristiwa aneh mulai terjadi di kota para bocah cerdas tersebut dan kunci untuk menguak apa yang terjadi ada pada rekaman fillm super 8 mereka dan jika para bocah inilah yang berhasil menyelesaikan semua kekacauan....penonton diharap jangan kesal ya.

J.J Abrams sukses menghadirkan nuansa 80-an yang membuat banyak orang bernostalgia dengan dekadenya Cindy Lauper itu. Adegan yang banyak memakai spesial efek tak perlu diragukan lagi. Namun...yang disayangkan adalah eksekusi cerita yang boro-boro memberi twist ending, yang ada hanyalah penyelesaian yang dangkal seolah film ini tak hanya diperanutamai para bocah, namun juga di khususkan utk para bocah juga.

Tak hanya itu juga, kehadiran sosok misterius yang ditunggu-tunggu pun tak kalah mengecewakan. Kok begitu? You see yourself, dah.

Tapi paling tidak J.J Abrams sudah berhasil menghadirkan cerita misteri fiksi ilmiah yang di tiga perempat durasinya lumayan bikin kita tercengang. Buat lagi yang seru ya, Kang Abrams.

>>Ithonx<<

BAD TEACHER >>> Is She That Bad?


Cameron Diaz di bilang sudah kehilangan pesonanya lantaran beberapa film terakhirnya tak selaris dulu. Namun Bad Teacher yang dibantu oleh pesona sang mantan pacar Justin Timberlake dan Jason Segel tak bisa dibilang gagal.

Terus terang apa yang saya utarakan disini sangat subjektif lantaran saya adalah penggemar dan kolektor semua CD musik yang dibuat Justin Timberlake yang somehow terkadang merasa sebagai Bad Teacher juga on certain level. Maka jika saya bilang Bad Teacher adalah film wajib tonton, maka faktor Justin Timberlake dan "teacher" nya lah yg telah berhasil mempengaruhi penilaian saya.

Film Bad Teacher sesungguhnya tidak istimewa dalam urusan tema. Kisah yang bertutur tentang seseorang yang berjiwa culas dan berpura-pura menjalani profesi mulia dan kemudian menyadari kesalahannya dan berakhir menjalani profesi tersebut sepenuh hati, sudah terlalu sering diangkat dalam film.

Namun nampaknya cerita klise di Bad Teacher bisa bergulir dengan renyah dengan karakter-karakter yang tak kurang klisenya juga. Separuh durasi kita dibuat tergelak dengan ulah Cameron Diaz yang culas dan gila sebagai guru. Beberapa guru, termasuk saya, bisa dengan mudah menyelami karakter yang dimainkan Cam lantaran memang terkadang kenyataan yang ada sangat mirip dengan yang digambarkan di film.

Niat sang guru yang giat mengumpulkan uang demi mengoperasi dadanya agar lebih besar memang terasa super aneh, namun eksekusi cerita from villain to a hero terasa sangat smooth dan bisa diterima sebagai turning point yang lumayan jenius.

Justin Timberlake (subjektif neeh) sangat gemilang memerankan sosok guru yang geeky dan norak yang awalnya kita kira bakal merebut hati karakter Cameron Diaz. Kali ini pesonanya bukan pada tubuh atletis, suara atau liukan tariannya. Ekspresi wajahnya dan dialog-dialog super lucunya menjadi senjata ampuh untuk tetap langgeng di dunia film.

Cameron Diaz bisa dibilang sukses memerankan si guru badung yang mau tak mau mengingatkan kita dengan karakter badung lainnya semisal di Charlie's Angels.

Dan Jason Segel....pria ini memang kebanjiran tawaran film, tapi....Jason....you should start working out in the gym...seriously, man!"

>>Ithonx<<

Saturday 27 August 2011

Yang Terabaikan



Blog ini kayaknya benar-benar terabaikan. Tak banyak update yang saya tulis disini dan kayaknya gak banyak juga yang peduli.

Lemotnya jaringan Telkomsel yang merupakan satu-satunya nyawa untuk mengisi postingan disini nampaknya memang tak bersahabat.

Kesibukan saya mengunjungi gym sebagai upaya menurunkan berat badan juga ikut andil dalam "menidaksemarakkan" blog ini. Apalagi ditambah datangnya Bulan Puasa.

Sedikitnya jumlah film dan serial teve yang ditonton juga. Maraton Smallville dan Tru Blood nampaknya jauh lebih menarik daripada memulai satu judul baru serial teve. Hiruk pikuk film musim panas berujung hilangnya nafsu menonton lantaran film-film superhero tak membuat tertegun.

Setelah Scre4m, Bad Teacher mungkin satu-satunya film yang mampu menghibur saya beberapa minggu terakhir ini. Itu pun lantaran kedekatan cerita dengan profesi yang saya jalani.

Serial-serial yang didengung-dengungkan mendapat pujian setinggi langit semisal Games of Thrones, The Killing, Teen Wolf, The Nine Lives of Chloe Kings juga masih belum membuat hati tergerak menontonnya. Sementara Breaking Bad, Dexter, Tru Blood yang segera usai musimnya tahun ini juga tak saya sambut dengan gegap gempita. Gak tau kenapa.

Anehnya, saya sekarang jadi lebih gandrung dengan musik country. Tak terhitung puluhan klip penyanyi country di donlot dan saya putar di dvd player. Awalnya memang Shania Twain, Jewel dan Blake Shelton saja yang menarik perhatian, namun entah kenapa Billy Currington, Chuck Wicks dan Lady Antebellum ikut-ikutan merasuki. Dan kini Easton Corbin, Chris Young, Josh Turner dan Mark Wills ikut-ikutan menyerbu telinga saya. Semoga ini pertanda bahwa saya akan segerat menginjakkan kaki ke tanah Amerika. Haha.

Ah, bingung mau nulis apalagi. Met Lebaran ya.

Tuesday 9 August 2011

Ya Ampun....Ada FINAL DESTINATION 5...!!!

Scream 4 boleh jadi ditanggapi baik karena plot yang tergolong menarik walau jeda antar sequel 3 dan ke empat lebih dari satu dekade. Lain halnya dengan Saw. Seri pertama yang begitu mendebarkan berlanjut dengan 7 sequel sampah yang tak kunjung habis. Dan nampaknya Final Destination juga bernasib sama. Seharusnya kita cukup disuguhkan FD dan FD 2 saja karena plot masih terjaga baik walau FD 2 kedodoran juga dalam hal premis cerita. Yang terjadi malah muncul FD 3 yang terlalu dipaksakan, FD 4 yang asal-asalan dan sekarang Final Destination 5 yang belum juga dirilis sudah ditanggapi hujatan.

Boleh jadi plot pada FD orisinil yang dibintangi Devon Sawa sangat menarik dan unik untuk film bergenre horor dimana tak ada pembunuh sama sekali. Namun sequel2nya hanyalah parade pengulangan-pengulangan adegan yang sama sekali tak mendebarkan dan parahnya dibumbui adegan telanjang yang tak ada juntrungan sama sekali. Jika FD 4 saja ditanggapi hujatan, maka besar kemungkinan FD5 bakal mengalami nasib sama.

Tapi sebaiknya sebelum kita hina habis2an, kita tunggu aja dulu filmnya rilis, siapa tau ternyata bagus dan mengejutkan.

>>Ithonx<<

Saturday 6 August 2011

INSIDIOUS >>> Film Mak Lampir Ya??


Posternya bergambar bocah kecil layaknya The Omen dengan promosi besar-besaran atas nama sineasnya yang pernah membesut Saw dan Paranormal Activity (seri pertama semua) yaitu James Wan, Insidious tampil tak terlalu mengecewakan.

Dengan nuansa ala The Others yang menakuti tanpa harus menampilkan sosok hantu berlebihan di awal cerita, Insidious cukup menarik di tiga perempat durasi. Hingga sampai pada 'oh ternyata gitu', plot terasa garing namun terselamatkan dengan twist ending yang cukup menggedor jantung.

Plot yang dipasang juga tak terlalu istimewa. Pasangan muda dengan tiga anak pindah ke sebuah rumah baru yang angker. Salah satu anak mereka Dalton tiba-tiba koma tanpa sebab bahkan secara medis tak bisa di jelaskan. Sang istri yang yakin rumahnya berhantu meminta suaminya untuk pindah rumah lagi. Dan akhirnya mereka pindah ke rumah yang tak terlalu besar. Namun keganjilan-keganjilan tetap terjadi dirumah baru hingga akhirnya mereka memanggil 'orang pintar'. Lalu apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga ini?

Terdengar seperti film-film asia ya? Mungkin karena sutradaranya orang asia yang juga katanya orang Malaysia sehingga nuansa hantu-hantuan asia begitu terasa. Bagi penonton asia rasa-rasanya plot seperti ini bisa dengan mudah diterima, namun penonton barat kayaknya tak mudah ditakut-takuti, terlihat dari raupan box office-nya yang tak terlalu memuaskan. Insidious nampak seperti cerita asia yang berusaha keras di 'barat-baratkan" jadinya.

Patrick Wilson dan Rose Byrne tak terlalu istimewa memerankan pasangan suami istri yang ketiban sial ini. Terlihat standar. Film ini terselamatkan dengan adegan-adegan yang mendebarkan ala The Others yang cukup bikin seram jika nonton sendirian tengah malam di rumah, apalagi kalo lagi hujan deras.

Tak bisa dibilang jelek, memang. Namun film ini terlihat tak mampu menyaingi film-film horor terdahulu yang lebih superior di sektor plot dan adegan2 seram. Namun lumayan untuk dinikmati.

>>Ithonx<<

Friday 29 July 2011

SCRE4M >>> Setelah 10 Tahun, Ghostface Masih Menebar Terror...

Trilogy Scream memang masih yang terdepan dalam urusan cerita, ketegangan dan dialog-dialog cerdas tanpa mengumbar banyak adegan sadis berlebihan atau adegan telanjang tidak penting layaknya film-film horror lainnya.

Semua orang mengira kalau Trilogy Scream sudah tidak akan berlanjut lagi karena di jilid ketiga semua sudah ditutup dengan manis dan tidak memberi celah besar untuk dilanjutkan, apalagi raupan box office-nya juga tak sebesar jilid pertama.

Namun apa sih yang tak bakal terjadi di Hollywood? Karakter yang tewas pun nekad dihidupkan lagi demi sequel, apalagi di Scream tokoh utama masih hidup semua dan semua orang masih ingin melihat pembantain Ghostface. Jeda sepuluh tahun bikin Scre4m basi? bisa iya bisa tidak. Soalnya, banyak film yang lebih dari 15 tahun baru dibuatkan sequelnya.

Jeda 10 tahun ternyata bisa membuat plot yang disajikan lebih segar sehingga memberi background cerita yang lebih masuk akal. Dewey dan Gale telah menikah dan Sydney menjadi penulis buku terkenal. Hingga akhirnya Sydney pulang kampung ke Woodsboro sambil mempromosikan buku terbarunya. Reuni dengan Gale dan Dewey dan juga bertemu dengan tante dan sepupu remajanya, Sydney sangat bahagia. Tapi seperti biasa, kebahagian tersebut rusak dengan serentetan pembantaian lagi. Penonton pun kemudian hanya disuruh duduk manis sambil menunggu siapa tewas selanjutnya sambil menerka-nerka siapa sang pembunuh yang biasanya dua orang.

Terlepas dari klisenya semua adegan pembantaian, teka-teki dan plot lumayan menarik untuk tetap membuat penonton hanyut dalam kengerian. Plot menjadi pecah dua di awal, yaitu kisah Gale, Sydney dan Dewey, dan kisah sepupu Sydney, Jill dan teman-temannya. Untungnya Sydney masih mendapat peran utama dan tetap memikat penonton yang ingin tokoh ini tidak mati.

Dibarisan tokoh-tokoh lama, plot tak mengalami banyak perubahan. Hanya saja pernikahan Gale dan Dewey nampaknya kurang bahagia dengan tidak adanya bayi, apalagi hadir Judy, deputy-nya Dewey yang nampaknya naksir dengan Dewey. Gale yang ingin berkarir lagi ditambah 'hadirnya' saingan di sektor cinta, melihat peluang bagus untuk 'comeback' saat
munculnya Ghostface.

Tokoh-tokoh baru sayangnya harus tewas demi plot film horror ini. Jill, sepupu Sydney yang masih SMA bersama teman-temannya: Kirby, Olivia, Charlie, Robbie dan manttan pacarnya Trevor harus ikut terseret sebagai korban membabi buta-nya Ghostface. Beberapa tokoh mengingatkan kita pada korban-korban di versi orisinil-nya.

Lalu siapakah pembunuh di sequel in? Shocking!!

Performa trio David Arquette, Courtney Cox dan Neve Campbell masih sangat terjaga. Lantaran masih sangat bagus, maka perhatian kita pindah ke barisan cast baru. Hayden Panettiere mencuri perhatian dengan perannya sebagai Kirby Reed yang cerewet. Emma Roberts juga lumayan apik sebagai Jill. Pemeran-pemeran lainnya juga tak kalah bagusnya walau belum punya nama besar kecuali Rory Culkin yang berperan sebagai Charlie. Malang bagi si tampan Adam Brodie yang kebagian peran polisi, perannya yang kurang penting dan tewas sia-sia membuatnya begitu merana tampil di film ini.

Poin plus harus disematkan pada prolog yang menampilkan bintang-bintang serial teve beken. Adegan2 'film within film' pembantaian dua gadis cantik di awal benar-benar menggelitik dan seru. Cerdas. Anna Paquin, Kristen Bell, Brittany Roberts dan beberapa bintang teve beken rela tampil beberapa menit saja untuk kemudian tewas terbantai. Lihat dan nikmati dialog-dialognya yang cerdas dan menyindir film-film sejenis saat Scream 'libur'.

Di dengungkan sebagai awal dari trilogy baru, nampaknya kemungkinan akan sequel berikutnya masih terbuka lebar. Walau berisi pembunuhan tak ada habisnya, tapi pesan moral juga disematkan di sequel ini. Demi terkenal, membunuhpun juga bisa dilakukan seseorang.

>>Ithonx<<

Monday 25 July 2011

X-MEN: FIRST CLASS >>> Dan Semua Berawal Di Sini...

Yang bukan penggemar komik X-Men yang katanya cukup njelimet, hadirnya X-Men: First Class ini sangat membantu untuk mengenal tokoh-tokoh penting para mutan yang munculdi trilogy dan spin off sebelumnya.

Awalnya, First Class tidak terlalu menyita perhatian Ithonx lantaran sudah dipastikan bahwa Wolverine tidak muncul. Apalah artinya film X-Men tanpa Wolverine? Apalagi bintang-bintang yang kayaknya tidak membuat nafsu menonton banyak berserakan disini. Ithonx bukan fans-nya James McAvoy yang beberapa filmya memang layak tonton juga. Nampaknya versi lebih muda-nya Mystique, Professor X, Magneto dan Beast tak membuat hati tergerak menontonnya.

Namun anggapan tersebut salah besar. X-Men First Class ternyata sangat memikat baik cerita maupun efek spesial-nya. Bagi penikmat semua film-film X-Men, First Class membuat penonton manggut-manggut sambil benaknya terus menghubungkan cerita-cerita yang telah disodorkan sebelumnya. Kita bisa tau semua asal-usul mutan-mutan sakti. Dengan gamblang film ini bercerita hubungan Xavier dan Raven (yang kemudian di kenal dengan Mystique), Hubungan asmara Erik (kemudian menjadi Magneto) dan Raven. Hank McCoy yang awalnya berwujud manusia namun berubah menjadi Beast. Dan banyak cerita lainnya yang enak diikuti.

Porsi terbesar tentu saja adalah kisah Charles Xavier yang nantinya membangun sekolah khusus mutan dan kisah pedihnya Erik Lenhserr yang kemudian bermotomorfosis menjadi Magneto yang super jahat. Jika di film ini Professor X dan Magneto muda masih bersahabat, lalu siapa tokoh jahatnya? Jangan kuatir, mutan bernama Sebastian Shaw menjadi pemicu awalnya X dan Magneto muda bersahabat dan kemudian menjadi musuh bebuyutan. Sebastian Shawadiperankan oleh aktor kawakan Kevin Bacon yang nampak lebih muda di film ini

James McAvoy dan Micheal Fessbender cukup apik memerankan X dan Magneto muda. Sementara, walau nampak kaku, para bintang muda yang memerankan mutan-mutan sakti cukup memeriahkan film ini. Beban berat harus ditanggung Jennifer Lawrence yang memerankan Raven atau Mystique. Di tiga seri sebelumnya Mystique begitu lekat dengan sosok Rebbeca Romijn yang cantik dan seksi, dan Jennifer sedikit kerepotan memerankan Mystique muda.

Tapi masa sih pemain-pemain lama tak ada yang nongol? Yah, memang begitulah adanya. Yang ada hanyalah cameo yang cukup memberi kejutan menyenangkan. Wolverine dan Mystique (Hugh Jackman dan Rebecca Romijn) muncul beberapa detik saja.

Tak perlu diragukan kalau nanti akan ada sequel lagi, karena memang layak ditunggu.

>>Ithonx<<

Sunday 24 July 2011

LIPSTICK JUNGLE SEASON 1 >>> Sex And The City Meets Desperate Houswives

Baru sempet nonton serial yang cuma bertahan dua musim ini. Cerita tentang tiga wanita cantik yang bergerilya di kota New York ini adalah karya Candace Bushnel yang juga menulis Sex and the City. Jika Sex and The City lebih vulgar dan komikal, maka Lipstick Jungle yang season 1 nya hanya memuat tujuh episode saja lebih serius dengan sentuhan problematika yang lebih humanis dan dewasa.


Adalah Wendy, Nico dan Victory. Tiga sahabat yang selalu mendukung satu sama lain. Wendy yang wanita karir di bidang perfilman harus menghadapi sikap suaminya yang merasa berada di bawah bayang2 kesuksesannya, belum lagi masalah dua anaknya yang kerap meminta perhatian lebih. Nico yang belum bisa memiliki anak dengan suami yang dulu adalah dosennya adalah figur peentinng di dunia media. Lantaran kehidupan seksnya yang garing, dia terseret perselingkuhan dengan fotografer muda yang ternyata cinta mati dengan dirinya. Lain halnya dengan Victory. Masih lajang namun labil dalam menjalani karirnya sebagai perancang dan sering tidak mujur dalam masalah cinta.


Tujuh episode di season perdana ini mengajak kita menelusuri tiga dunia pribadi dan kerja tiga wanita ini. Kegetiran nampak dibalik gemerlap dan kesuksesan mereka. Wendy, Nico dan Victory selalu nampak kerepotan menyeimbangkan kehidupan pribadi dan kerja, dan itulah kenikmatan menonton serial ini.


Brooke Shields, Kim raver dan Lindsay Price sangat apik memerankan tiga tokoh utama serial ini. Memang terasa aroma Sex and The City-nya dan juga harus bersain dengan Cashmere Mafia saat ditayangkan, but over all, Lipstick Jungle lumayan menghibur.


Oh ya, penonton wanita pasti blingsatan dengan ulah Robert Buckley yang berperan sebagai selingkuhan Nico yang terlalu sering half-naked.

>>Ithonx<<

Sunday 17 July 2011

CD HUNTING


Hasil perburuan CD ke empat penjuru mata angin: dan yg dibeli:

1. Lee Dewyze (75rb): Live it up; Lagu Sweet Serendepity-nya super duper bikin semangat. Lagu Brooklyn Bridge bikin pengen ke Amrik...

2. Shayne Ward: Obsession (75rb) ; Setelah pita suaranya di operasi, Shayne sedikit berubah aliran musiknya, dan bodi-nya jd buff krn suka fitnes. Lagu Waiting In The Wings-nya gila2an keren

3. Mariah Carey: Music Box (75rb); Cuma pya kaset doang, jd pas nemu album ini gila2an hepi. Ini album legendaris krn memuat lagu2 super massive hits kyk HERO, DREAMLOVER, WITHOUT YOU, ato ANYTIME U NEED A FRIEND

4. Eh nemu DVD MARIAH #1. (50rb) Sudah pya sih, tp demi melihat DVD ini dikemas dlm bentuk 3D dan ada bonus kacamata 3D segala....harus dibeli....

CD Bekas
1.Babyface: The Day (55rb) (1996); Bukan bekas pakai, tp bekas dari toko. Di toko B.U 68 Bandung ada album ini yg masih di segel rapi belum terjamah. Album ini super bagoos krn featuring musisi2 TOP kyk Mariah Carey, Kenny G, Stevie Wonders, Timbaland dan jg Eric Clapton. Satu Kata: Suuuuper.

2. Take That: Nobody Else (45rb) (1996) ; Nih boyband super keren dan mampu menembus pasar amrik di jamannya. Lagu legendaris Back For Good ada disini. Mantaps.

>>Ithonx<<


Monday 4 July 2011

TRANSFORMERS 3 >>> I Just Want Megan Fox Back...!!


Sebagai bagian dari masa kecil yang indah, maka Transformers adalah tontonan wajib. Ketika film ini dirilis, maka film-film lain harus diabaikan dulu demi melihat Autobots dan Decepticons yang berperang memporak-porandakan bumi. Jilid ketiga ini masih seperti jilid-jilid sebelumnya. Hingar bingar dengan pameran CGI yang luar biasa. Namun harus diakui bahwa jilid satu-lah yang paling berkesan. Kenapa? karena saat itu kita masih bertanya-tanya akan seperti apa para Transformers ketika dibuat live action, dan ketika dirilis semua penonton merasa takjub. Selebihnya di dua jilid selanjutnya kita tidak lagi diberi kejutan-kejutan luar biasa namun hanya dibuat melototin film berdurasi panjang tersebut sambil terus bilang "What's next?"

Kali ini di jilid ketiga, musuh para Autobots bukan hanya Decepticons, namun ada Sentinel Prime yang jenius dan beraliansi dengan Decepticons mengambil alih bumi. That's it. Sub plot yang tak terlalu istimewa juga diketengahkan dengan hadirnya Carly dan Bosnya, orang tua Sam yang memaksa Sam mencari kerja, dan intrik pemerintahan.

Cabutnya Megan Fox di jilid ketiga sudah jadi berita besar jauh-jauh hari sebelumnya. Mikaela, karakter yang diperankan Megan Fox, diceritakan putus dengan Sam dan sebagai gantinya ada Carly yang diperankan Rossie Huttington. Bagi Ithonx, karisma Rosie dengan aksen Inggrisnya jauh dibawah Megan Fox. Karkater Carly yang dicemburui Sam gara-gara dekat dengan Bos-nya (Patrick Dampsey) terlalu garing dan belum loveable.

Kisah Sam yang kesulitan mencari pekerjaan sangat segar untuk dinikmati, apalagi datangnya orang tuanya yang terus mencampuri kehidupan pribadinya cukup mengocok perut: mengingatkan kita pada jilid pertama. Namun sayangnya hanya terjadi di awal film saja.

Patrick Dampsey cukup memberi kesan juga tampil sebagai villain dari pihak manusia. Sementara Josh Duhamel dan Tyresse Gibson cukup malang karena karakter yang mereka perankan tidak dieksplorasi.

Jilid ketiga ini lebih baik dari jilid kedua, walau disayangkan Megatron hanya muncul di akhir cerita saja. Namun jilid ketiga ini belum mampu menandingi jilid pertama yang paling berkesan walau dramalurgi jilid 3 juga sangat baik. Memang chemistry bagus antara Shia dan Megan tidak terjadi dengan Shia dan Rossie, namun tertutupi dengan munculnya robot Shockwave yang mengulung-gulung menghancurkan bumi. Bikin shock!

Di balik plot yang klise dan suguhan CGI yang berlebihan, Transformers 3 masih tetap menjadi tontonan yang menyegarkan mata bagi bocah-bocah (besar) yang menyukai robot dan ledakan-ledakan super dahsyat.

Jilid empat? tetap masih dinanti dong.

Saturday 18 June 2011

FRINGE SEASON 3 >>> Perang Antar Dimensi


Serial yang diproduseri J.J Abrams ini hampir saja dihentikan penayangannya lantaran rating yang makin merosot. Di pindahkan jam tayangnya ke waktu yang sangat tidak stategis, Fringe harus susah payah meraup penonton dan tetap disukai para hardcore fans. Dan Fringe melewati masa-masa kritis itu.

Sepuluh episode pertama di musim ketiga ini benar-benar memikat bagi yang mati penasaran dengan akhir cerita di musim kedua. Kasus-kasus kecil seolah tidak diperhatikan lagi dan rasa penasaran penonton akan nasib Olivia benar-benar dinomersatukan.

Musim ketiga ini berfokus pada persaingan antar dimensi atau alternate world dan kasus-kasus yang terjadi akibat bocornya gerbang antar dimensi. Di ceritakan ternyata Olivia Dunham terjebak di dimensi lain (kita sebut alternate world aja ya), sementara Olivia Dunham dari alternate world menyamar hingga di episode kesepuluh baru terungkap.

Olivia palsu ternyata jatuh cinta beneran dengan Peter Bishop dan saat kembali ke alternate world yang jauh lebih canggih ternyata hamil. Nah loh.

Musim ini lumayan unik karena kita bisa terpukau dengan gambaran alternate world yang super canggih. Di alternate world, Charlie ternyata masih hidup dan Lincoln yang diam-diam mencintai Olivia cukup memberi warna pada plot.

Namun nampaknya logika makin terabaikan. Masih hidupnya William Bell yang berupa energi roh menjadi hal teraneh di musim ini. Belum lagi temuan mesin ciptaan para manusia pertama yang bisa menghancurkan dunia. Kemudian Olivia yang ternyata punya kekuatan telekenesis. Peter yang merupakan satu-satunya yang mampu mengendalikan mesin penghancur itu.

Dan pada akhirnya satu dari dua dimensi yang bersaing ini harus musnah. Yang manakah? Benarkah Peter Bishop harus mengorbankan dirinya agar kedua dunia bisa selamat?

>>Ithonx<<

Thursday 9 June 2011

HARUSKAH BERALIH DARI DIPIDI KE BIDI >>> Dan Era DVD Pun Segera Berakhir...!! Selamat Datang Blu Ray Disc..!!


Sebenarnya era Blu-Ray Disc sudah lama di mulai, namun lantaran harga keping orisinil dan playernya masih di atas daya beli rakyat jelata seperti Ithonx, maka tekhnologi ini ditanggapi dingin-dingin saja. Lagian, DVD baik yang orisinal maupun bajakan masih bisa memuaskan nafsu menonton saya yang semakin besar tiap hari. Namun, perlahan tapi pasti, masa peralihan tersebut akan tiba juga. Dan kita musti bersiap dengan peralihan ini (halah, kayak apa aja).

Tekhnologi memang tidak pernah berhenti di satu titik saja. Menilik bagaimana revolusi besar home video di era digital, maka tekhnologi mau tak mau adalah sebuah hal yang mesti diikuti agar tetap merasa modern terus, iya gak? Apalagi sudah lebih dari satu dekade ini para penikmat film tak lagi hanya menjadi penonton, namun juga menjadi kolektor film, sehingga home video menjelma menjadi jajanan yang laris manis.

Saya mengenal home video dari era betamax. Betamax? apa sih? bisa di bilang betamax adalah kaset video yang memuat hanya satu judul film yang di putar di VCR alias Video Cassette Recorder. Kemudian betamax tergantikan oleh VHS yang lebih panjang ukurannya.

Dan ketika era cakram datang, kaset menjadi tergusur secara signipikan. Cakram se-gede baskom (laser disc) pun menjadi trend hingga versi compactnya di temukan yang kemudian di sebut CD. Industri home video pun terinvasi juga hingga lahirnya VCD. Keping VCD biasanya hanya bermuatan file video berdurasa sekitar 50 menitan, sehingga dibutuhkan dua keping VCD untuk satu judl film berdurasi satu setengah jam (kecuali film India).

Dan penyempurnaan home video pun dimulai saat DVD mulai menggantikan VCD. Cakram DVD berkapasitas 4,7 giga byte sehingga memungkinkan suara ala bioskop dan gambar beresolusi tinggi di kemas hanya dalam satu keping DVD saja.

Tentu saja perbedaan mencolok kualitas VCD dan DVD sangat kentara dari banyak segi sehingga ketika DVD diperkenalkan, semua orang terbelalak kagum atas apa yg mereka rasakan. Dengan kapasitas se-gede itu (ada yang lebih dari 4,7 gb juga), para pembajak bahkan mampu memasukkan lebih dari 8 judul film dalam satu cakram DVD (tentu saja kualitasnya ancur abiz).

Dan...apakah kita siap beralih ke BD sekarang? Dengan kapasitas sekitar 32 gb, sensasi menontonpun akan segera di bawa ke level lebih tinggi lagi. Jika 4 gb saja sudah sangat memuaskan, apalagi dengan 32 gb. Konsekuensinya tentu saja periferal yang kita punya harus segera di ganti juga. Dengan 32 gb, maka jika hanya ditonton di teve berukuran 21 inch, maka film yang dikemas pada cakram BD bakalan mubazir. BD menyiapkan para penikmat film rumahan agar tetap merasakan sensasi menonton di bioskop hanya dengan duduk di rumah saja. Dan pastinya, sekarang para produsen home video mulai hanya melempar film ke pasaran versi BD-nya saja (walau para pembajak dengan cerdik mengkonversinya menjadi DVD)

Cerdas juga ya para pengembang teknologi ini, dengan di mulainya era BD maka penjualan BD player juga bakal marak, belum lagi TV dan perangkat audio yang dibutuhkan untuk mendukungnya juga bakal diburu orang.

Yang menjadi pertanyaan adalah, apa kita butuh cakram BD yang berkapasitas luar biasa hanya untuk menonton satu judul film saja? Jawabannya tentu saja jika cakram BD harganya sangat terjangkau. Namun bagi penikmat film biasa (baca: bukan hardcore), maka membeli perangkat pemutar BD dengan teve HD-nya bukanlah pilihan yang bijak. Kecuali ntar jika BD bajakan sudah mencapai harga 5 ribu perak juga, haha.

Namun, tak ada salahnya bersiap dengan BD ini karena mau tak mau DVD akan segera tergeser. Tumpukan koleksi DVD kita yang segunung itu akan seperti koleksi VCD yang hanya menjadi penanda bahwa era DVD pernah demikian populernya.

Yuk, beli BD player...

>>Ithonx<<

Wednesday 8 June 2011

Critics’ Choice Television Awards >>> Cekidot Daftar Nominasinya yuk...!


Para kritikus pun kini ikut-ikutan bikin penghargaan yang pada 22 Juni ini akan disiarkan pemenangnya. Di dalam daftar nominasi dibawah ini, banyak serial televisi yang sudah akrab dengan pemirsa kita (pemirsa yang mana neeh? haha). Modern Family menjadi yang terbanyak mengantongi nominasi. Sementara serial baru seperti Boardwalk Empire, The Killing, Game of Throne dan The Walking Dead lumayan mendominasi di genre drama. Serial menahun juga ikut masuk juga, lihat ada Dexter, Friday Night Lights dan Mad Men. Yang patut di curigai adalah tidak masuknya Breaking Bad di daftar nominator. Kita pada tau dong kalo Breaking Bad banyak menyita perhatian juri Emmy dan Golden Globe kemaren-kemaren. Ada apa dengan Breeaking Bad?? Cekidot aja deh nominasinya.

Btw neeh, yg di warnai biru adalah pemenang versi Ithonx, setuju gak?

Best Drama Series

Boardwalk Empire

Dexter

Friday Night Lights

Fringe

Game of Thrones

The Good Wife

Justified

The Killing

Mad Men

The Walking Dead


Best Actor in a Drama Series

Steve BuscemiBoardwalk Empire

Kyle Chandler – Friday Night Lights

Michael C. Hall – Dexter

Jon Hamm – Mad Men

William H. Macy – Shameless

Timothy Olyphant – Justified


Best Actress in a Drama Series

Connie Britton – Friday Night Lights

Mireille Enos – The Killing

Julianna MarguliesThe Good Wife

Elisabeth Moss – Mad Men

Katey Sagal – Sons of Anarchy

Anna Torv – Fringe


Best Supporting Actor in a Drama Series

Alan Cumming – The Good Wife

Walton Goggins – Justified

Shawn Hatosy – Southland

John Noble – Fringe

Michael Pitt – Boardwalk Empire

John Slattery – Mad Men


Best Supporting Actress in a Drama Series

Michelle Forbes – The Killing

Christina Hendricks – Mad Men

Margo Martindale – Justified

Kelly Macdonald – Boardwalk Empire

Archie Panjabi – The Good Wife

Chloë Sevigny – Big Love


Best Reality Series

Extreme Makeover: Home Edition

Hoarders

The Real Housewives of Beverly Hills

Sister Wives

Undercover Boss

(Gak ada pemenang versi Ithonx coz he hates reality shows)


Best Reality Series – Competition

The Amazing Race

American Idol

Dancing with the Stars

Project Runway

RuPaul’s Drag Race

Top Chef


Best Reality Show Host

Tom Bergeron – Dancing with the Stars

Cat Deeley – So You Think You Can Dance

Ty Pennington – Extreme Makeover: Home Edition

Mike Rowe – Dirty Jobs

Ryan Seacrest – American Idol


Best Talk Show

Chelsea Lately

The Daily Show

The Ellen DeGeneres Show

Jimmy Kimmel Live!

The Oprah Winfrey Show


Best Comedy Series

Archer

The Big Bang Theory

Community

Glee

Louie

The Middle

Modern Family

The Office

Parks and Recreation

30 Rock


Best Actor in a Comedy Series

Alec Baldwin – 30 Rock

Steve Carell – The Office

Louis C.K. – Louie

Charlie Day – It’s Always Sunny in Philadelphia

Joel McHale – Community

Jim Parsons – The Big Bang Theory


Best Actress in a Comedy Series

Courteney Cox – Cougar Town

Edie Falco – Nurse Jackie

Tina Fey – 30 Rock

Patricia Heaton – The Middle

Martha Plimpton – Raising Hope

Amy Poehler – Parks and Recreation


Best Supporting Actor in a Comedy Series

Ty Burrell – Modern Family

Neil Patrick Harris – How I Met Your Mother

Nick Offerman – Parks and Recreation

Ed O’Neill – Modern Family

Danny Pudi – Community

Eric Stonestreet – Modern Family


Best Supporting Actress in a Comedy Series

Julie Bowen – Modern Family

Jane Krakowski – 30 Rock

Jane Lynch – Glee

Busy Philipps – Cougar Town

Eden Sher – The Middle

Sofía Vergara – Modern Family

Pemenang akan di update disini, kalo inget, hehe...

>>>Ithonx<<