Hadirnya Arielle Kebbel dan Shaun Sipos sebagai bintang tamu di serial tak berumur panjang ini adalah penyelamat. Arielle memerankan Paige yang urakan dan carefree yang ternyata adik perempuan Ryan. Sayangnya karakter menarik ini disia-siakan penulis dan tidak diurusi dengan baik sehingga terkesan tempelan dan tak membuat cabang plot yang seru. Awalnya memang Paige terlibat dengan Baze dan mengakibatkan bar milik Baze yang dibangun susah payah hangus terbakar. Namun hanya sebatas itulah karakter unik Paige di ekplorasi. Selebihnya sangat tak berarti dan menjadikan Arielle layaknya seorang figuran saja. Menyebalkan.
Lainnya halnya dengan Shaun Sipos yang beken di remake Melrose Place tempoh hari. Shaun kebagian peran sebagai Eric Daniels, guru yang jatuh cinta dengan Lux. Hubungan guru-murid yang harus menjalin cinta sembunyi-sembunyi inipun terlalu klise untuk diekplorasi. Memang Eric sempat kencan dengan Paige (yang dipanggil Lux sebagai Aunt), namun ekplorasi karakter Eric pun terlalu basi dan tidak menarik. Bagaimana tidak, jelas-jelas Paige jauh lebih dewasa dan menyenangkan, namun Eric malah mengaku cinta mati dengan Lux yang masih SMA. Bullshit, ah.
Well, paling tidak dua bintang beken itu yang membuat Ithonx terus mengikuti jalan cerita. Lalu bagaimana dengan tiga tokoh utama: Baze, Cate, dan Ryan.
Cinta segitiga tidak lagi difokuskan disini. Baze tiba-tiba menjadi satu-satunya tokoh yang benar--benar loveable alias menyenangkan. Kristoffer Polaha yang berperawakan jangkung dan tampan memberi roh yang baik terhadap tokoh Baze. Penonton pria (jika ada) pasti juga menilai bahwa Baze adalah teman yang menyenangkan dan baik hati. Keinginannya menjadi ayah yang baik terhadap Lux mengubahnya menjadi pribadi yang fun dan seru.
Sementara Cate sebaliknya. Tak terhitung berapa kali tokoh ini menjadi sangat menjengkelkan, bahkan acap kali menyalahkan Baze. Perkawinannya dengan Ryan terus diterpa cobaan yang selalu berawal dari dirinya. Sekali lagi, Cate benar-benar memuakkan, apalagi sikapnya yang selalu menang sendiri terus menyudutkan Ryan.
Ryan makin terlihat sebagai outsider dan porsi perannya makin lama makin berkurang menjelang episode-episode akhir. Sungguh, Ryan adalah pria baik dan menyenangkan yang harus menghadapi sikap-sikap annoying Cate. Sebagai penonton pria, saya tidak berhenti menyumpahi Cate yang mau menang sendiri, misalnya diam-diam meminum pil kontrasepsi saat berjanji ingin punya bayi atau menyalahkan Ryan karena tidak menceritakan sang mantan bernama Julia. Seharusnya penulis menciptakan tokoh wanita lain untuk dipadukan dengan Ryan (bukan Cate) layaknya Emma untuk Baze.
Lalu bagaimana dengan Lux. She's a teenager, so she's allowed to be annoying.
Baca ini ya jika bingung, hehe:
LIFE UNEXPECTED SEASON 1 >>> Drama...Drama...Drama....
>>Ithonx<<
0 comments:
Post a Comment