Universal

Universal
Me and films

Silahkan Cari

Saturday 19 February 2011

GONJANG-GANJING BEA MASUK FILM IMPOR >>>Seberapa Penting Sih Film Asing Bagi Kita?


Berita hari ini banyak menyoroti tentang dikeluarkannya aturan baru tentang bakal diberlakukannya bea masuk untuk film-film impor yang tayang di bioskop, dan berita juga menyoroti tentang kemungkinan MPA (Motion Picture Association) menghentikan masuknya film-film asing ke gedung bioskop. Tentu saja yang kelabakan adalah pengusaha bioskop yang sangat bergantung dengan film-film asing (baca: Hollywood) dan juga para penikmat film asing?

Para penikmat film juga sedih? Iya sih, namun kalau dipikir-pikir lagi, ini juga bisa bagus buat perkembangan film nasional kita, iya gak? Lagi pula dengan masih membanjirnya dvd bajakan, rasa-rasanya kehausan penikmat film masih bisa terpenuhi.

Tak bisa disangkal bahwa film-film Hollywood masih menjadi primadona di negara kita (juga banyak negara lain). Puluhan judul baru selalu hadir setiap minggunya. Apalagi satu dekade terakhir ini tayangan lokal menyerbu televisi kita.

Untungnya serbuan DVD bajakan belum mampu membunuh bioskop seratus persen walau sepanjang dekade 90an dan 2000an jumlah gedung bioskop makin berkurang secara drastis. Di palembang saja, hanya dua gedung bioskop yang masih aktif memutar film impor dan lokal. Dan Alasan utama orang masih pergi ke bioskop tentu saja adalah inginnya menikmati pengalaman lain menonton yang tidak di dapat hanya dari layar teve di rumah.

Hadirnya teknologi 3 dimensi atau 3D tentu saja menjadi angin segar bagi para pengusaha bioskop. Teknologi 3D memberi pengalaman menonton yang baru bagi banyak orang sehingga orang punya alasan lain untuk menonton film di bioskop. Dan tentu saja saat para pengusaha bioskop bersorak gembira lantaran lonjakan penonton sangat signifikan dengan hadirnya 3D, mereka jadi lesu darah mendengar bakal adanya bea masuk film-film impor. Bea masuk mengakibatkan besarnya biaya yang dikeluarkan pemasok film-film impor ke gedung bioskop, padahal mereka kadang harus bertaruh lantaran banyak film-film asing yang laku keras ditonton di negara asalnya, malah sepi-sepi saja ketika di putar disini.

Lalu pertanyaannya adalah: Sepenting itukah film impor (Hollywood, ya) bagi kita? Akan ada yang hilangkah dari hidup kita jika tak menonton film Hollywood?. Pertanyaan kedua mungkin terlalu berlebihan, namun pertanyaan pertama bisa dijawab semua orang. Jawabannya, penting!. Hollywood adalah produsen film terbesar di dunia yang mempengaruhi seluruh aspek budaya populer. Saking berpengaruhnya, beberapa negara-negara berbahasa Inggris lain bahkan tidak punya industri film sama sekali lantaran penduduknya hanya mau menonton film-film produksi Hollywood.

Banyaknya DVD bajakan tidak akan mempengaruhi mandegnya penetrasi budaya pop di Indonesia, namun dengan tidak ditayangkannya film-film Hollywood di gedung bioskop akan mengurangi secara signifikan greget sebuah tayangan film dan akhirnya akan membuat apresiasi kita terhadap film akan semakin tipis.

Ketika menonton film, selama dua jam kita di bawa ke 'dunia' lain dan bioskop menawarkan minimalnya gangguan terhadap fantasi kita itu. Dan fantasi yang di inginkan banyak orang itu datang dari film-film impor.

Pemerintah mungkin mengingikan perfilman nasional ramai seperti awal tahun 90an saat Barry Prima dan Trio Warkop membuat orang-orang berbondong-bondong ke gedung bioskop, namun dengan cara menerapkan bea masuk yang memberatkan pengusaha bioskop dan berdampak berkurangnya film-film asing yang di putar adalah salah.

>>Ithonx<<

0 comments:

Post a Comment