Ugly Betty bukanlah satu-satunya adaptasi Yo Soy Betty LaFea, telenovela produksi Kolombia yang fenomenal itu. Jika kalian buka Wikipedia, maka tercatat tak kurang dari 20 negara mengadaptasi kisah gadis buruk rupa itu ke dalam banyak versi, termasuk juga Indonesia.
Yo Soy Betty LaFea (artinya kira-kira 'Akulah Betty, si buruk rupa) atau kita sebuat saja versi orisinil Betty, bercerita tentang gadis bernama Beatriz Pinson Solano atau pendeknya Betty yang (sebenarnya tidak buruk rupa) berpenampilan sangat tidak modis: poni tebal berminyak, rambut panjang tak teratur, berkacamata tebal, berkawat gigi dan selera busana yang sangat buruk. Betty lulusan universitas dan sangat brilian di bidang ekonomi, namun nasib membawanya bekerja di EcoModa, sebuah rumah mode ternama yang sedang diambang ke bangkrutan. Kepintaran Betty mampu menyelamatkan EcoModa, namun penampilan fisiknya membuat dirinya menjadi bulan-bulan semua orang diperusahaan itu, termasuk sang bos tampan Armando Mendoza.
Ratusan Episode membawa penonton menelusuri hari demi hari bagaimana Betty bergerilya di belantara fesyen dimana imej dan penampilan adalah segalanya. Liciknya Patricia, Marcela, dan Daniel menjadi bumbu tersendiri telenovela yang tayang dengan rating tinggi di RCTI ini. Belum lagi perseturan antar saudara yang memperebutkan EcoModa, intrik antar pacar-pacar Armando dan pertemanan pasang surut Betty dan teman-temannya yang 'tidak cantik'. Perlahan Betty mendapat banyak respek dari semua orang dan merebut hati Armando yang seorang playboy itu. Dan semua orang tahu akhir ceritanya. Betty dan Armando menikah dan bahagia.
Ugly Betty tidak mengadaptasi mentah-mentah Yo Soy Betty LaFea, namun hanya mengambil nyawa cerita dan memberi plot berbeda. Betty Suarez yang keturunan Mexico diceritakan pintar dengan penampilan sama persis dengan Betty Pinson Solano, melamar menjadi asisten editor sebuah majalah mode bernama MODE yang beroplah tinggi. Sang pemilik, Bradford Meade memilih Betty lantaran sang anak yang bakal mewarisi MODE suka sekali meniduri asistennya yang cantik. Awalnya Betty dianggap sebelah mata, namun perlahan membuktikan kalau dia mampu menjadi asisten yang handal walau sebenarnya ia bercita-cita menjadi editor majalah "berisi" dan bergengsi, bukan majalah fesyen.
Betty harus menghadapi Wilhemina Slater dan asistennya Marc yang super licik, penghinaan-penghinaan Amanda sang resepsionis, dan intrik antar keluarga yang berebut menjadi pemilik Mode. Sama halnya dengan Yo Soy Betty.., Ugly Betty lebih condong bergenre drama komedi walau Yo Soy Betty lebih membidik plot yang lebih serius. Betty di Ugly Betty digambarkan tidak se 'mengerikan' Betty di Yo Soy Betty. Betty Suarez kerap ditaksir cowok-cowok keren dan berulang kali menjalin hubungan serius dengan pria-pria yang tidak bisa dibilang jelek. Juga, Ugly Betty memberi porsi yang sangat-sangat besar untuk menceritakan keluarga Betty yang terdiri dari sang ayah Ignacio Suarez, sang kakak perempuan seksi Hilda Suarez dan anaknya Justin. Seperti yang dibilang tadi, Betty juga menjalin hubungan dengan beberapa pria sepanjang musim, mulai dari Henry, Gio, dan Matt. Dan inilah yang menjadi ganjalan banyak penonton. Jika Yo Soy Betty... menakdirkan Betty menikah dengan Armando, maka Ugly Betty dengan teganya tidak melakukan hal yang sama. Bahkan tanda-tanda Betty dan Daniel mulai menumbuhkan rasa cinta pun tidak pernah ada. Sang bos di Betty versi orisinil diceritakan sangat tengil dan menjengkelkan dalam konteks yang masih seru disaksikan, namun bos di Ugly Betty lebih terkesan lembut dan menyenangkan. Tapi tak apalah, mungkin perspektif orang Amerika beda dengan orang Kolombia yang lebih memanjakan pemirsa yang haus happy ending.
Menjabani empat tahun sebagai Betty Suarez, America Ferrera berhasil merampungkan tugasnya dengan sangat baik. Penonton mesti bersabar menyaksikan metamorfosisnya berubah menjadi cantik di 5 episode terakhir. Semua bintang yang memerankan keluarganya juga patut diacungi jempol dengan berakting sangat bagus.
Eric Mabius yang berperan sebagai bos-nya Betty, Daniel Meade tampil dengan baik dan penuh kharisma. Karakternya yang moody dan terkadang rapuh mampu membuat penonton bersimpati pada beberapa episode. Daniel diceritakan menikahi Molly, tunangan temannya. Namun Molly kemudian diceritakan meninggal akibat kanker membuat penonton berharap agar Betty nanti menggantikan posisi Molly, namun tak pernah terjadi.
Vannesa Williams adalah nyawa bagi serial ini sebenarnya. Penampilannya sebagai Wilhemina Slater yang licik dan penuh akal bulus sangat patut diapresiasi. Karakter Wilhemina benar-benar mengerikan namn tetap membuat penonton menantikan kehadirannya di setiap episode. Benar-benar karakter that we love to hate. Namun, karakter Wilhemina Slater tetap dibuat abu-abu sehingga dibanyak episode, penonton merasakan kepedihan, kelucuan, dan perasaan wanita besi ini.
Selebihnya, karakter-karakter lainnya mampu membuat cerita ramai dan enak diikuti. Amanda dan Marc yang kadang baik dan kadang licik cukup memberi warna. Christina, Ignacio, Hilda, dan Justin juga memberi cabang plot yang tetap proporsional sepanjang musim. Hadirnya pria-pria pemuja Betty: Henry, Gio dan Matt juga mampu menghidupkan karakter Betty sehingga lebih masuk akal.
Bintang-bintang tamu beken juga mewarnai sepanjang musim penayangannya. Salma Hayek yang juga produser serial ini tampil mengesankan. Eddie Cibrian, Adam Rodriguez, Shakira, dan beberapa lainnya lumayan berkesan juga
Sebagai sebuah dramedi yang di dua musim awalnya sangat fenomenal, Ugly Betty masih membawa nyawa telenovela. Telenovela 'menghalalkan' plot yang aneh dan tak masuk akal semisal mati kemudian ternyata masih hidup, anak yang dibuang, persaingan yang mengada-ada, terlalu banyak kebetulan, operasi kelamin yang sangat janggal, perselingkuhan yang tidak diketahui sebelum menikah. dan lain sebagainya. Dan Ugly Betty pun dengan tidak segan-segan mengadopsi sub-sub plot tersebut sehingga terkadang sangat tidak realistis.
Namun apapun juga, Ugly Betty mampu menjadi tontotan unik bagi banyak kaum minoritas di Amerika dan memberi inspirasi bagi orang-orang yang tidak punya fisik di atas rata-rata.
Bahwasannya, inner beauty adalah yang terpenting.
Tidak bersatunya Betty dan Daniel (jatuh cinta juga nggak) memang sangat disesalkan penonton yang masih membandingkannya dengan versi orisinil menjadi ganjalan tak termaafkan bagi banyak orang. Namun menutup cerita dengan sangat baik dan ending yang tidak menggantung harus juga diapresiasi dengan selayaknya karena penulis cerita sangat ingin melihat kepuasan penonton akan nasib semua karakter yang terlibat.
Bye Betty, thanks for the inspiration..!
>>Ithonx<<
like the review. keren.
ReplyDelete