Masih dengan formula yang sama: Violence and Sex, kisah sebelum datangnya Spartacus ini mengalir dengan pas. Dengan cerdas editor memberi secuil apa yang sebelumnya telah terjadi di Spartacus: Blood and Sand di awal episode, dan lalu mengingatkan kembali akhir ceritanya. Trik ini mampu membuat penonton makin penasaran dengan sekuel Blood and Sand walau nantinya pemeran Spartacus bukan lagi Andy Whitefield.
Gods of The Arena memberi porsi besar terhadap ekplorasi tokoh-tokoh penting di serial kontroversial ini. Kita di beri lihat bagaimana awal mula Crixus menjadi gladiator jawara Capua yang juga mirip dengan awal mula Spartacus menjadi gladiator. Di ceritakan juga bagaimana kisah cinta si gladiator gay Barca dan lalu mulai berteman dengan Crixus, dan menariknya kisah mantan gladiator Oenomaus menjadi Doctore alias pelatih para gladiator.
Penonton juga ikut menelusuri asal usul bagaimana Batiatus dan Lucretia mendapat warisan berdarah ludus (tempat penempaan gladiator). Dengan segala akal bulusnya, pasutri ini mampu berbisnis pembibitan gladiator dengan segala intrik politik dan pengkhianatannya. Kita diperkenalkan dengan tokoh Gaia, janda teman Lucretia ini sama culasnya namun berakhir tragis, kemudian barulah kita tahu mengapa Lucretia suka memakai wig berwarna merah.
Yang paling membetot perhatian tentu saja cinta segitiga antara Gannicus, Oenomaus dan Melitta. Oenomaus (kemudian menjadi Doctore) adalah suami dari Mellita yang merupakan budak kepercayaan Lucretia. Mereka berdua adalah teman baik Gannicus, galdiator favorit Batiatus namun diremehkan oleh ayah Batiatus, pemilik rumah para gladiator. Akibat disuruh berhubungan badan dengan Melitta, Gannicus akhirnya jatuh cinta dengan Melitta.
Tokoh-tokoh budak cantik lainnya juga mendapat porsi besar namun berakhir tragis semisal Naevia (di Blood and Sand menjadi kekasih Crixus) dan Diona. Sementara gladiator culas Ashur juga diberi porsi lumayan dengan diberi latar belakang bagaimana ia pertama masuk ludus dan akhirnya dibuat pincang oleh Crixus.
Kecuali Spartacus, semua tokoh penting di Blood and Sand hadir kembali. Penulis cerita harus diberi acungan jempol atas usahanya memberi background setimpal atas tokoh-tokoh yang terabaikan semisal Barca, Ashur, Oenomaus, Naevia maupun Crixus di Blood and Sand. Tim make up juga layak mendapat pujian lantaran berhasil menampilkan tokoh-tokoh tersebut lebih muda dari di Blood and Sand.
Dustin Clare, aktor dengan lumyan banyak penghargaan di Australia ini, memang belum mampu menyamai karisma Andy Whitefield, namun untungnya dia diberi peran Gannicus yang diciptakan bukan untuk menggantikan Spartacus. Perubahan bentuk tubuhnya cukup spektakuler dari terkahir terlihat di serial Satisfaction.
Manu Bennett, Peter Mensah, Lucy Lawless, John Hannah dan aktor-aktor lainnya sangat hebat menampilkan akting dan juga memamerkan tubuh mereka. Lucy Lawless makin tidak canggung bugil, dan Manu Bennet si Crixus pun makin sering full frontal mempertontonkan 'tongkat'nya.
Kandungan sex dan kekerasan (mutilasi dan cipratan darah) sudah terlalu sering di bahas, jadi berhati-hatilah bila membeli DVD-nya agar tidak ditonton anak-anak.
Bermuatan hanya enam episode, mini seri ini cukup efektif mengisi kekosongan jeda musim pertama dan kedua Blood and Sand lantaran pencarian aktor pengganti Andy Whitefield. Dan tak tertutup kemungkinan tokoh Gannicus akan dihadirkan lagi di musim kedua Blood and Sand. Hmm...pasti seru melihat Spartacus, Crixus dan Gannicus saling bantu melawan kekaisaran Romawi yang sangat tidak manusiawi itu.
>>Ithonx<<
Gods of The Arena memberi porsi besar terhadap ekplorasi tokoh-tokoh penting di serial kontroversial ini. Kita di beri lihat bagaimana awal mula Crixus menjadi gladiator jawara Capua yang juga mirip dengan awal mula Spartacus menjadi gladiator. Di ceritakan juga bagaimana kisah cinta si gladiator gay Barca dan lalu mulai berteman dengan Crixus, dan menariknya kisah mantan gladiator Oenomaus menjadi Doctore alias pelatih para gladiator.
Penonton juga ikut menelusuri asal usul bagaimana Batiatus dan Lucretia mendapat warisan berdarah ludus (tempat penempaan gladiator). Dengan segala akal bulusnya, pasutri ini mampu berbisnis pembibitan gladiator dengan segala intrik politik dan pengkhianatannya. Kita diperkenalkan dengan tokoh Gaia, janda teman Lucretia ini sama culasnya namun berakhir tragis, kemudian barulah kita tahu mengapa Lucretia suka memakai wig berwarna merah.
Yang paling membetot perhatian tentu saja cinta segitiga antara Gannicus, Oenomaus dan Melitta. Oenomaus (kemudian menjadi Doctore) adalah suami dari Mellita yang merupakan budak kepercayaan Lucretia. Mereka berdua adalah teman baik Gannicus, galdiator favorit Batiatus namun diremehkan oleh ayah Batiatus, pemilik rumah para gladiator. Akibat disuruh berhubungan badan dengan Melitta, Gannicus akhirnya jatuh cinta dengan Melitta.
Tokoh-tokoh budak cantik lainnya juga mendapat porsi besar namun berakhir tragis semisal Naevia (di Blood and Sand menjadi kekasih Crixus) dan Diona. Sementara gladiator culas Ashur juga diberi porsi lumayan dengan diberi latar belakang bagaimana ia pertama masuk ludus dan akhirnya dibuat pincang oleh Crixus.
Kecuali Spartacus, semua tokoh penting di Blood and Sand hadir kembali. Penulis cerita harus diberi acungan jempol atas usahanya memberi background setimpal atas tokoh-tokoh yang terabaikan semisal Barca, Ashur, Oenomaus, Naevia maupun Crixus di Blood and Sand. Tim make up juga layak mendapat pujian lantaran berhasil menampilkan tokoh-tokoh tersebut lebih muda dari di Blood and Sand.
Dustin Clare, aktor dengan lumyan banyak penghargaan di Australia ini, memang belum mampu menyamai karisma Andy Whitefield, namun untungnya dia diberi peran Gannicus yang diciptakan bukan untuk menggantikan Spartacus. Perubahan bentuk tubuhnya cukup spektakuler dari terkahir terlihat di serial Satisfaction.
Manu Bennett, Peter Mensah, Lucy Lawless, John Hannah dan aktor-aktor lainnya sangat hebat menampilkan akting dan juga memamerkan tubuh mereka. Lucy Lawless makin tidak canggung bugil, dan Manu Bennet si Crixus pun makin sering full frontal mempertontonkan 'tongkat'nya.
Kandungan sex dan kekerasan (mutilasi dan cipratan darah) sudah terlalu sering di bahas, jadi berhati-hatilah bila membeli DVD-nya agar tidak ditonton anak-anak.
Bermuatan hanya enam episode, mini seri ini cukup efektif mengisi kekosongan jeda musim pertama dan kedua Blood and Sand lantaran pencarian aktor pengganti Andy Whitefield. Dan tak tertutup kemungkinan tokoh Gannicus akan dihadirkan lagi di musim kedua Blood and Sand. Hmm...pasti seru melihat Spartacus, Crixus dan Gannicus saling bantu melawan kekaisaran Romawi yang sangat tidak manusiawi itu.
>>Ithonx<<
ini film mencritakan sasana jaman dl, gimana menghasilkan gladiator terbaik dgn promotor yg penuh intriknya, kalo the Gladiator bersaing dgn The Feither, maka Spartacus bersaing dgn reality show The Countender, gitu ngak ya critanya...
ReplyDeleteMaksudnya gimana ya?
ReplyDeletesbelum gods of arena ada lagi gak cerita yg lain?
ReplyDeleteKalo mksdnya tentang Spartacus, liat aja di postingan berlabel "Spartacus", tp kalo cerita sebelum Gods of The Arena kyknya gak ada krn Gods of The Arena adalah prekuel Blood and Sand. Thanks.
ReplyDeletehttps://facebook.com/bokepindosmpterbaru/app/190322544333196
ReplyDeleteak suka bengat film itu cuma hilag file
ReplyDelete