Universal

Universal
Me and films

Silahkan Cari

Sunday 20 March 2011

SANCTUM >>> Petualangan Maut Di Dasar Bumi


Kita pernah disodori petualangan seram para penjelajah goa di The Cave dan The Descent. Namun Sanctum tidak menawarkan petualangan misterius dan makhluk-makhluk pemakan daging manusia. Minus monster seram tidak membuat Sanctum menjadi tidak seru, bahkan malah membuat cerita menjadi manusiawi dan menyentuh serta masuk akal. Hubungan interpersonal antara ayah dan anak, sepasang kekasih, teman baik, dan pengambilan keputusan teramat sulit menyangkut hidup dan mati dipaparkan dengan sangat baik.

Memang cerita dan karakter sangat klise, namun bukankan semua film-film bertama survival memang begitu adanya? Cerita berawal dengan datangnya Josh, Carl dan Victoria ke sebuah goa di situs bernama Esa Ala Cave di pedalaman Papua Nugini. Di situs tersebut sudah ada beberapa orang yang terdiri dari teknisi dan penjelajah goa, salah satunya termasuk ayah kandung Josh yang jarang ia temui, Frank. Cerita bergulir dengan memperkenalkan tokoh-tokoh dan tujuan ekspedisi. Dan kemudian petualangan pun dimulai. Goa yang dituju pun bisa di capai, namun tiba-tiba alam menjadi tak bersahabat. Banjir datang dan menutup jalan keluar satu-satunya. Korban berjatuhan dan satu-satunya cara tetap hidup adalah menelusuri berkilo-kilo meter goa sepanjang air mengalir ke laut. Tanpa ada yang pernah mengekplorasi jalan berkelok-kelok tersebut, insting dan ketrampilan survival adalah bekal yang teramat berharga.

Satu persatu anggota tim tewas, belum lagi konflik antar individu yang kerap terjadi membuat petualangan bertahan hidup ini menjadi hal menakutkan.

Diproduseri oleh James Cameron yang sukses membuat orang tercengang dengan Avatar dan Titanic, Sanctum dihadirkan ke bioskop dengan tekhnologi tiga dimensi yang menawan, namun jika hanya bisa disaksikan lewat layar kaca, jangan kuatir karena keindahan dan eksotisme goa bisa tertangkap dan dinikmati dengan baik. Penonton benar-benar seperti ikut bertualang selama film berlangsung.

Seperti yang telah disebut sebelumnya, cerita dan karakterisasi film besutan Australia ini memang klise dengan ending yang mudah ditebak, namun menjelang cerita berakhir penonton diajak ikut bersedih dengan tewasnya karakter penting di film ini. Akting para pemainnya memang standar, namun kemampuan mereka menyelam dan memanjat harus diapresiasi dengan baik.

Sanctum memang bukan film dengan efek super bombastis dan cerita fresh. Malah kalau harus dimasukkan ke sebuah genre maka film ini masuk kategori drama petualangan datar. Namun sekali lagi, dengan pikiran terbukan dan tanpa ekspektasi berlebihan, Sanctum bisa menjadi alternatif tontonan menghibur dengan sinematografi yang menawan.

>>Ithonx<<

0 comments:

Post a Comment