Penggemar courtroom drama alias drama seputar dunia hukum (semisal Boston Legal, The Practice, atau Ally McBeal) pasti akan dengan suka cita mengikuti episode-episode (yg tak terlalu banyak) serial yang di bintangi Johny Lee Miller dan Natsha Henstridge ini. Serial ini bukanlah serial baru, masa tayangnya sekitar 2008 hingga 2009, namun tetap saja serial ini mampu menarik perhatian banyak orang.
Tidak bisa dipungkiri jika banyak yang menyamakan Eli Stone dengan Ally McBeal. Bahkan, banyak yang menyebut Eli Stone adalah versi pria Ally McBeal. Memang sih, nuansa dramedi dan setting-nya sangat mengingatkan kita dengan serial besutan David E.Kelley yang dibintangi Callista Flockhart itu.
Eli Stone adalah pengacara di sebuah firma hukum bernama Wethersby, Posner and Klein yang kerap mengalami halusinasi. Eli kerap melihat penyanyi tenar George Micheal yang merupakan idolanya. Ternyata halusinasi2nya itu adalah 'vision' atau wahyu yang membimbingnya untuk membela orang-orang yang membutuhkan, bukan klien-klien kaya yang sering ia bela. Namun secara medis Eli ternyata menderita aneurysm, semacam tumor otak yang membuatnya kerap berhalusinasi.
Eli menerima wahyu-nya di sembarang tempat hingga membuatnya dipandang aneh dan terancam kehilangan pekerjaan. Namun perlahan orang-orang mulai menerima 'keanehan' Eli lantaran ia lah yang meramalkan adanya gempa hebat di penghujung musim perdana.
Musim pertama begitu memikat lantaran penonton disuguhi konflik antar tokoh yang unik dan terkadang menyentuh. Eli harus bersebrangan dengan rekan-rekan sekantornya, belum lagi harus mempertahankan hubungan romantisnya yang amburadul dengan sang anak bos, Taylor. Belum lagi dengan saudaranya yang seorang dokter, Nate, sekretarisnya yang bawel, Patty, dan ahli akupuntur yang ternyata punya rahasia besar dengan masa lalu The Stones. Di episode akhir musim pertama penonton di bawa was-was apakah Eli berhasil dioperasi dan apakah halusinasinya akan hilang dan menjadi normal seperti sedia kala.
Musim kedua di buka dengan cerita beberapa bulan setelah Eli menjalani operasi pengangkatan aneurysm yang dideritanya. Eli tak lagi mengalami halusinnasi, namun anehnya beberapa orang di tempat kerja dan bahkan bos-nya Jordan menginginkan Eli yang mampu melihat hal-hal aneh. Kejutan terjadi ketika tiba-tiba saudara Eli, Nate malah yang mengalami halusinasi alias menerima wahyu. Dan Eli pun menjumpai sosok misterius yang diyakininya utusan Tuhan yang memberinya pilihan tidak mengenakkan yg harus ia jalani.
Pasang surut hubungan mantan tunangan Eli, Taylor dan Matt di ulas dengan manis di musim terakhir ini. Sang Bos, Jordan juga mengalami 'pencerahan' dengan tiba-tiba ingin mengubah stir firmanya menjadi total pro bono. Tentu saja Posner dan Klein tidak tinggal diam dan menyerang Jordan dan sekutunya agar bangkrut.
Maggie, rekan kerja Eli yang berhati mulia itu kini mulai menerima kenyataan bahwa Eli tidak mencintainya, dan saat terjadi pecah kongsi di firma WPK, Maggie memilih hengkang bersama Matt ke firma PK, dan Eli, Taylor, dan Jordan harus mati-matian membangun reputasi baru di firma WS.
Lapis demi lapis rahasia sang ayah pun mulai terkuak. Eli dan Nate makin mengerti mengapa sang ayah menjadi pemabuk saat mereka kecil. Klimaks mulai di bangun di dua episode terakhir saat Eli mendapat vision jika sebuah pesawat komersil akan jatuh, dan beberapa orang yang sangat ia pedulikan akan berada di pesawat tersebut, dan misteri siapakah Grace, wanita yang ia percaya sebagai belahan jiwanya, bakal terkuak.
Soal akting, tidak ada yang tampil buruk. Barisan cast-nya sangat sempurna lantaran bintang-bintang senior dengan resume yang mumpuni. Hubungan antar karakter dibangun dengan sangat indah dan konflik-konflik dibuat tidak terlalu tajam. Hubungan Taylor-Matt sangat proporsional sehingga membangun sub-plot yang enak disaksikan.
Jika di musim pertama kita tak henti dihibur dan tertawa dengan hadirnya George Micheal yang bersedia ikut berakting lantaran menyukai serial ini, maka di musim kedua kita bakal menikmati akting Sigourney Weaver, Kattie Holmes dan Kerr Smith. Yup, ada dua bintang Dawson's Creek di sini..!!
Uniknya, Kerr Smith juga bermain di film Final Destination, dan entah sengaja atau tidak, adegan Eli berusaha menghentikan teman-temannya agar tidak naik pesawat mau tak mau mengingatkan kita dengan film blockbuster tersebut.
Eli Stone adalah tontotan cerdas dengan sentuhan komedi dan pesan moral yang sangat menyentuh. Sayang memang harus berakhir, walau sebenarnya direncanakan berlangsung hingga tiga musim. Namun ternyata sedikitnya musim dan episode (hanya 13 episode per musim) mampu membuat cerita menjadi lebih hidup dengan eksekusi plot yang membuat penonton tersenyum bahagia demi melihat Eli Stone terus meneruskan misi mulianya menolong sesama.
Rahasia (jika tidak mau di bilang 'misteri') yang menyelimuti karakter penting Jeremy Stone bisa disembunyikan dengan baik dan dibeberkan dengan cermat dan tepat di setiap episode sehingga penonton mampu menyusun kepingan-kepingan cerita dengan sangat menyenangkan.
Bye, Eli. We're gonna miss you. A lot.
0 comments:
Post a Comment