Trilogy Scream memang masih yang terdepan dalam urusan cerita, ketegangan dan dialog-dialog cerdas tanpa mengumbar banyak adegan sadis berlebihan atau adegan telanjang tidak penting layaknya film-film horror lainnya.
Semua orang mengira kalau Trilogy Scream sudah tidak akan berlanjut lagi karena di jilid ketiga semua sudah ditutup dengan manis dan tidak memberi celah besar untuk dilanjutkan, apalagi raupan box office-nya juga tak sebesar jilid pertama.
Namun apa sih yang tak bakal terjadi di Hollywood? Karakter yang tewas pun nekad dihidupkan lagi demi sequel, apalagi di Scream tokoh utama masih hidup semua dan semua orang masih ingin melihat pembantain Ghostface. Jeda sepuluh tahun bikin Scre4m basi? bisa iya bisa tidak. Soalnya, banyak film yang lebih dari 15 tahun baru dibuatkan sequelnya.
Jeda 10 tahun ternyata bisa membuat plot yang disajikan lebih segar sehingga memberi background cerita yang lebih masuk akal. Dewey dan Gale telah menikah dan Sydney menjadi penulis buku terkenal. Hingga akhirnya Sydney pulang kampung ke Woodsboro sambil mempromosikan buku terbarunya. Reuni dengan Gale dan Dewey dan juga bertemu dengan tante dan sepupu remajanya, Sydney sangat bahagia. Tapi seperti biasa, kebahagian tersebut rusak dengan serentetan pembantaian lagi. Penonton pun kemudian hanya disuruh duduk manis sambil menunggu siapa tewas selanjutnya sambil menerka-nerka siapa sang pembunuh yang biasanya dua orang.
Terlepas dari klisenya semua adegan pembantaian, teka-teki dan plot lumayan menarik untuk tetap membuat penonton hanyut dalam kengerian. Plot menjadi pecah dua di awal, yaitu kisah Gale, Sydney dan Dewey, dan kisah sepupu Sydney, Jill dan teman-temannya. Untungnya Sydney masih mendapat peran utama dan tetap memikat penonton yang ingin tokoh ini tidak mati.
Dibarisan tokoh-tokoh lama, plot tak mengalami banyak perubahan. Hanya saja pernikahan Gale dan Dewey nampaknya kurang bahagia dengan tidak adanya bayi, apalagi hadir Judy, deputy-nya Dewey yang nampaknya naksir dengan Dewey. Gale yang ingin berkarir lagi ditambah 'hadirnya' saingan di sektor cinta, melihat peluang bagus untuk 'comeback' saat munculnya Ghostface.
Tokoh-tokoh baru sayangnya harus tewas demi plot film horror ini. Jill, sepupu Sydney yang masih SMA bersama teman-temannya: Kirby, Olivia, Charlie, Robbie dan manttan pacarnya Trevor harus ikut terseret sebagai korban membabi buta-nya Ghostface. Beberapa tokoh mengingatkan kita pada korban-korban di versi orisinil-nya.
Lalu siapakah pembunuh di sequel in? Shocking!!
Performa trio David Arquette, Courtney Cox dan Neve Campbell masih sangat terjaga. Lantaran masih sangat bagus, maka perhatian kita pindah ke barisan cast baru. Hayden Panettiere mencuri perhatian dengan perannya sebagai Kirby Reed yang cerewet. Emma Roberts juga lumayan apik sebagai Jill. Pemeran-pemeran lainnya juga tak kalah bagusnya walau belum punya nama besar kecuali Rory Culkin yang berperan sebagai Charlie. Malang bagi si tampan Adam Brodie yang kebagian peran polisi, perannya yang kurang penting dan tewas sia-sia membuatnya begitu merana tampil di film ini.
Poin plus harus disematkan pada prolog yang menampilkan bintang-bintang serial teve beken. Adegan2 'film within film' pembantaian dua gadis cantik di awal benar-benar menggelitik dan seru. Cerdas. Anna Paquin, Kristen Bell, Brittany Roberts dan beberapa bintang teve beken rela tampil beberapa menit saja untuk kemudian tewas terbantai. Lihat dan nikmati dialog-dialognya yang cerdas dan menyindir film-film sejenis saat Scream 'libur'.
Di dengungkan sebagai awal dari trilogy baru, nampaknya kemungkinan akan sequel berikutnya masih terbuka lebar. Walau berisi pembunuhan tak ada habisnya, tapi pesan moral juga disematkan di sequel ini. Demi terkenal, membunuhpun juga bisa dilakukan seseorang.
>>Ithonx<<
Semua orang mengira kalau Trilogy Scream sudah tidak akan berlanjut lagi karena di jilid ketiga semua sudah ditutup dengan manis dan tidak memberi celah besar untuk dilanjutkan, apalagi raupan box office-nya juga tak sebesar jilid pertama.
Namun apa sih yang tak bakal terjadi di Hollywood? Karakter yang tewas pun nekad dihidupkan lagi demi sequel, apalagi di Scream tokoh utama masih hidup semua dan semua orang masih ingin melihat pembantain Ghostface. Jeda sepuluh tahun bikin Scre4m basi? bisa iya bisa tidak. Soalnya, banyak film yang lebih dari 15 tahun baru dibuatkan sequelnya.
Jeda 10 tahun ternyata bisa membuat plot yang disajikan lebih segar sehingga memberi background cerita yang lebih masuk akal. Dewey dan Gale telah menikah dan Sydney menjadi penulis buku terkenal. Hingga akhirnya Sydney pulang kampung ke Woodsboro sambil mempromosikan buku terbarunya. Reuni dengan Gale dan Dewey dan juga bertemu dengan tante dan sepupu remajanya, Sydney sangat bahagia. Tapi seperti biasa, kebahagian tersebut rusak dengan serentetan pembantaian lagi. Penonton pun kemudian hanya disuruh duduk manis sambil menunggu siapa tewas selanjutnya sambil menerka-nerka siapa sang pembunuh yang biasanya dua orang.
Terlepas dari klisenya semua adegan pembantaian, teka-teki dan plot lumayan menarik untuk tetap membuat penonton hanyut dalam kengerian. Plot menjadi pecah dua di awal, yaitu kisah Gale, Sydney dan Dewey, dan kisah sepupu Sydney, Jill dan teman-temannya. Untungnya Sydney masih mendapat peran utama dan tetap memikat penonton yang ingin tokoh ini tidak mati.
Dibarisan tokoh-tokoh lama, plot tak mengalami banyak perubahan. Hanya saja pernikahan Gale dan Dewey nampaknya kurang bahagia dengan tidak adanya bayi, apalagi hadir Judy, deputy-nya Dewey yang nampaknya naksir dengan Dewey. Gale yang ingin berkarir lagi ditambah 'hadirnya' saingan di sektor cinta, melihat peluang bagus untuk 'comeback' saat munculnya Ghostface.
Tokoh-tokoh baru sayangnya harus tewas demi plot film horror ini. Jill, sepupu Sydney yang masih SMA bersama teman-temannya: Kirby, Olivia, Charlie, Robbie dan manttan pacarnya Trevor harus ikut terseret sebagai korban membabi buta-nya Ghostface. Beberapa tokoh mengingatkan kita pada korban-korban di versi orisinil-nya.
Lalu siapakah pembunuh di sequel in? Shocking!!
Performa trio David Arquette, Courtney Cox dan Neve Campbell masih sangat terjaga. Lantaran masih sangat bagus, maka perhatian kita pindah ke barisan cast baru. Hayden Panettiere mencuri perhatian dengan perannya sebagai Kirby Reed yang cerewet. Emma Roberts juga lumayan apik sebagai Jill. Pemeran-pemeran lainnya juga tak kalah bagusnya walau belum punya nama besar kecuali Rory Culkin yang berperan sebagai Charlie. Malang bagi si tampan Adam Brodie yang kebagian peran polisi, perannya yang kurang penting dan tewas sia-sia membuatnya begitu merana tampil di film ini.
Poin plus harus disematkan pada prolog yang menampilkan bintang-bintang serial teve beken. Adegan2 'film within film' pembantaian dua gadis cantik di awal benar-benar menggelitik dan seru. Cerdas. Anna Paquin, Kristen Bell, Brittany Roberts dan beberapa bintang teve beken rela tampil beberapa menit saja untuk kemudian tewas terbantai. Lihat dan nikmati dialog-dialognya yang cerdas dan menyindir film-film sejenis saat Scream 'libur'.
Di dengungkan sebagai awal dari trilogy baru, nampaknya kemungkinan akan sequel berikutnya masih terbuka lebar. Walau berisi pembunuhan tak ada habisnya, tapi pesan moral juga disematkan di sequel ini. Demi terkenal, membunuhpun juga bisa dilakukan seseorang.
>>Ithonx<<