Universal

Universal
Me and films

Silahkan Cari

Sunday, 10 June 2012

RINGER >>> Mirip Telenovela Cinta Paulina Ya...


Sarah Michell Gellar sesumbar bahwa Ringer adalah comeback-nya ke dunia teve yang bakal spektakuler dan dengan pede bilang bahwa Ringer adalah perpaduan Buffy dan Cruel Intentions. Nyatanya....Ringer tak lebih dari sebuah telenovela dengan sentuhan amrik yang ceritanya berputar-putar dengan banyak lubang plot yang mengganggu.

Tak terbilang berapa banyak telenovela dan sinetron kita berkisah dua wanita kembar dengan karakter bertolak belakang yang kemudian bertukar tempat. Mungkin lantaran tak ingin terlalu soapy, Ringer tak membuat dua tokoh kembar ini berkarakter hitam putih. 

Kalau mau jujur sih, Cinta Paulina (judul aslinya apa ya? La Usurpadora? Bener gak?) terasa lebih enak dinikmati karena tidak sok misterius layaknya Ringer. Cinta Paulina membalut karakter antagonis-protagonis yang sangat jelas dengan plot terarah walau mudah ditebak. Sedangkan Ringer nampak kehilangan arah di tengah musim dan akting Sarah baik sebagai Bridgett dan Siobhan nampak begitu datar. Nampak begitu sulit membedakan mana Bridgett dan mana Siobhan jika terlalu dibuat abu-abu begitu. Bandingkan dengan Gabriella Spanic di cinta Paulina yang mampu berperan ganda bertolak belakang dengan baik. Okelah, mungkin Sarah (doi juga eksekutif produser) tak ingin serialnya terlalu soapy, namun seharusnya Bridgett dan Siobhan harus dibedakan dengan gesture dan dandanan dong (Jadi inget telenovela Kemelut Cinta di mana Lucero berperan jadi si kembar tiga Maria) agar penonton mudah mengenalinya.

Belum lagi plotnya yang terasa hambar dan nanggung. Jika mau dibuat soapy, seharusnya Sarah paham bahwa syarat mutlak sebuah soap opera adalah antagonis yang kejam! Jika semua karakter mau di buat abu-abu maka doi harus belajar banyak dengan Aaron Spelling (sudah meninggal kan?) atau Darren Star yang sukses dengan Melrose Place, 90210 atau Central Park West.

Ringer tak menawarkan rasa penasaran yang begitu hebat, pun simpati terhadap protagonis yang menjadi syarat mutlak sebuah soap opera. Akting Sarah juga nampak begitu datar dalam banyak scene. Yang disayangkan adalah saat Bridgett berganti posisi menjadi Siobhan, seharusnya ekploitasi sifat Bridgett yang liar yang tiba-tiba jadi orang kaya di umbar menjadi plot tersendiri. Haha...ntar jadi kayak film jadul Yeni Rahman yang kembar itu ya...

Dengan begitu banyak kritik pedas, Sarah harus tabah jika Ringer mendapat rating buruk dan tak diberi lampu hijau oleh CW untuk melanjutkan season 2-nya. 

Gimana kalo buat Buffy yang sudah jadi emak-emak? Sounds fun, right?

>>Ithonx<<

1 comment:

  1. plot awal msh enak diikutin critanya, kt pensran kemn hilangnya siobhan, ketk briget dah menjelma jd siobhan byk intrik2 yg ditrk ulur, buat menjwb karakter msg2, ini yg buat the ringer seperti telenovela, dgn kemgknan ngak ada season 2-nya...beda bgnt dgn telenovela, rating ngak buat mslh trus berproduksi. siobhan...sampai ketemu didlm mimpi...hikks..

    ReplyDelete