Universal

Universal
Me and films

Silahkan Cari

Sunday, 24 June 2012

GOSSIP GIRL (SEASON 1) >>> Kisah Klise Remaja-Remaja Elit


Formula drama remaja nampaknya tak pernah bergeser, tak peduli dekade apapun serial tersebut dibuat. Cinta segitiga, sex, orang tua yang ikut campur, dan berebut pacar selalu menjadi sajian utama yang uniknya selalu punya penonton bejibun yang setia.

Di tahun 90an awal, kita di sodori serial tekenal Beverly Hills 90201. Drama ini awalnya berupa serial, namun kemudian menjadi soap opera berkepanjangan yang perlahan ditinggal bintang-bintang utamanya. Tapi mau tak mau, serial yang di remake dekade ini, punya pengaruh besar terhadap serial-serial lain sesudahnya. Sebut saja One Tree Hill, The OC dan juga Gossip Girl yang selalu apes dibanding-bandingkan dengan serialnya Jason Priestly itu.

Lalu? Jika sudah fasih mengikuti plot The OC, 90210, atau One Tree Hill maka plot yang ditawarkan Gossip Girl tak istimewa lagi.

Gossip Girl, yang diangkat dari novel terkenal dengan judul sama, membuka tiap episode dengan tuturan seorang blogger cewek tentang para remaja elit di Upper East New York. Nampaknya blog ini menjadi panutan semua remaja disana sebagai sumber juicy gossip yang sedang happening.

Sentral cerita bertumpu pada kisah persahabatan Blaire dan Serena, Chuck dan Nate, dan kakak adik Dan dan Jenny. Semua karakter ini 'bergesekan' dengan masalah pertemanan, cinta, perseteruan dan persaudaraan. Tak perlu di rinci masalah-masalah apa yang mereka hadapi, intinya sih tipikal remaja Amerika yang kerap digambarkan di televisi lah.

Tokoh orang tua juga di sempalkan agar lebih family-oriented, namun fokus utamanya adalah Lily (ibunya Serena) dan Rufus (bapaknya Dan) yang pernah menjalin asmara saat muda, dan kini anak-anak mereka berpacaran.

Sepanjang menonton episode demi episode, kita (baca: saya) tak akan pernah berhenti berujar "Plot yang ini mirip dengan plot di serial itu...". Bahkan gaya narasi prolog dan epilog mengingatkan kia hal yang sama pada Lucas di One Tree Hill yang lebih berkesan itu.

Dengan segala kekurangan dan ke'cheesy'annya, Gossip Girl lumayan menghibur bagi penggila serial remaja. Terus bersambung hingga season 5 adalah prestasi tersendiri bagi serial CW ini hingga bintang-bintangnya meraih ketenaran luar biasa, Walau tak begitu banyak, genre seperti ini akan terus menghiasi layar teve dan sedikit diantaranya akan menjadi fenomenal dan noslagia indah....suatu hari nanti

>>Ithonx<<

Thursday, 21 June 2012

PSYCH SEASON 1 >> DUO DETEKTIF KOCAK NAN LEBAY


Di barisan serial kocak dengan balutan ala detektif, hadirlah Psych. Saat menulis ini, Psych baru saja menyelesaikan musim ke enam. Telat banget yak. Yah, maklum deh, buanyak banget serial yang tempting buat di tonton...hehe

Kisahnya tentang dua teman sedari kecil Shawn dan Gus. Sejak kecil Shawn punya keahlian mengamati hal-hal kecil layaknya si jenius Scofield di Prison Break. Di didik oleh ayah yang seorang polisi, Shawn tak lantas menjadi pria yang sukses dan mapan. Shawn menjalani hidup yang tak serius dan seenaknya. Untuk menghidupi dirinya, ia kerap memberi 'tip' lewat telpon terhadap kasus-kasus kepolisian demi mendapatkan hadiah uang. Hingga akhirnya ia punya ide agar di pekerjakan sebagai cenayang di kepolisian. Bersama dengan Gus kemudian Shawn membuka biro penyelidik cenayang dan menangani kasus-kasus dengan menyamar sebagai cenayang palsu mengandalkan keahliannya tadi.

Walau terkadang lebay, namun duet Shawn dan Gus sangat menyegarkan. Raut wajah mereka sangat ekpresif di sertai dialog cerdas yang kerap mengocok perut bagi yang mengerti banyolan mereka. Serial ini mengingatkan kita pada serial kartun Jepang Detektif Conan, dimana penonton diajak menyelami kasus dengan menyodorkan beberapa tersangka yang harus kita tebak siap pelaku sebenarnya.

Porsi semua karakter sangat pas. Detektif Lassiter yang arogan namun lucu, Detektif Jules yang cantik dan naif, Head of Detektif yang bijak yang sedang hamil, ayah Shawn yang cerdas adalah karakter-karakter utama yang membalut plot segar. Yang seru adalah ayah Shawn yang sebenarnya sayang namun kerap terlihat tak puas dengan kehidupan sang anak. Hal unik lainnya adalah di setiap awal episode selalu di perlihatkan cerita Shawn dan ayahnya, dan terkadang Gus saat masih kecil yang menggambarkan kasus utama di setiap episodenya.

Formula yang sama terjadi berulang disetiap episode sehingga di musim perdana ini tak banyak gejolak pada semua karakter yang terkesan komikal. Maklum saja, nyawa utama serial ini adalah komedi, tak seperti Bones yang lebih personal.

Psych menuai banyak pujian hingga tak aneh berlanjut bermusim-musim. Sehingga tak perlu di bilang lagi apakah serial ini layak tonton atau tidak.

>>Ithonx<<

Saturday, 16 June 2012

PREVIEW: ARROW >>> Siap-siap, superhero baru bakal menggebrak


Seperti yang sudah di singgung sebelumnya, Green Arrow yang beken di Smallville dibuat sekuel-nya, dan di beri judul ARROW doang. Jangan sedih dulu hanya karena tidak dibintangi Justin Hartley, lantaran trailernya sangat menjanjikan (tapi jangan cepat percaya trailer ya).

Belum banyak yang mudti dikomentari, yang jelas Collider.com memberi bocoron sinopsis (yang generik), yuk cekidot...

Did you catch it? Well, if not, there’s a quick shot of the mask belonging to Deathstroke, a villain (sometimes an anti-hero) who hails from Teen Titans back in the 1980’s. The character actually became so popular after becoming the main adversary for the adolescent heroes that he was given his own series, and is now in the Top 100 favorite comic book characters of all-time. According to the DC Comics Database, Deathstroke is the world’s greatest assassin/mercenary and an enemy of the Teen Titans. Originally a soldier in the U.S. Army, he was part of an experimental super-soldier project where he gained enhanced strength, agility and intelligence.

Hmmm...nampaknya ini bukan spin off nih naga-naga-nya...wajar kalo Justin gak dipertimbangkan buat membintanginya, ya gak?

>>Ithonx<<

Sunday, 10 June 2012

RINGER >>> Mirip Telenovela Cinta Paulina Ya...


Sarah Michell Gellar sesumbar bahwa Ringer adalah comeback-nya ke dunia teve yang bakal spektakuler dan dengan pede bilang bahwa Ringer adalah perpaduan Buffy dan Cruel Intentions. Nyatanya....Ringer tak lebih dari sebuah telenovela dengan sentuhan amrik yang ceritanya berputar-putar dengan banyak lubang plot yang mengganggu.

Tak terbilang berapa banyak telenovela dan sinetron kita berkisah dua wanita kembar dengan karakter bertolak belakang yang kemudian bertukar tempat. Mungkin lantaran tak ingin terlalu soapy, Ringer tak membuat dua tokoh kembar ini berkarakter hitam putih. 

Kalau mau jujur sih, Cinta Paulina (judul aslinya apa ya? La Usurpadora? Bener gak?) terasa lebih enak dinikmati karena tidak sok misterius layaknya Ringer. Cinta Paulina membalut karakter antagonis-protagonis yang sangat jelas dengan plot terarah walau mudah ditebak. Sedangkan Ringer nampak kehilangan arah di tengah musim dan akting Sarah baik sebagai Bridgett dan Siobhan nampak begitu datar. Nampak begitu sulit membedakan mana Bridgett dan mana Siobhan jika terlalu dibuat abu-abu begitu. Bandingkan dengan Gabriella Spanic di cinta Paulina yang mampu berperan ganda bertolak belakang dengan baik. Okelah, mungkin Sarah (doi juga eksekutif produser) tak ingin serialnya terlalu soapy, namun seharusnya Bridgett dan Siobhan harus dibedakan dengan gesture dan dandanan dong (Jadi inget telenovela Kemelut Cinta di mana Lucero berperan jadi si kembar tiga Maria) agar penonton mudah mengenalinya.

Belum lagi plotnya yang terasa hambar dan nanggung. Jika mau dibuat soapy, seharusnya Sarah paham bahwa syarat mutlak sebuah soap opera adalah antagonis yang kejam! Jika semua karakter mau di buat abu-abu maka doi harus belajar banyak dengan Aaron Spelling (sudah meninggal kan?) atau Darren Star yang sukses dengan Melrose Place, 90210 atau Central Park West.

Ringer tak menawarkan rasa penasaran yang begitu hebat, pun simpati terhadap protagonis yang menjadi syarat mutlak sebuah soap opera. Akting Sarah juga nampak begitu datar dalam banyak scene. Yang disayangkan adalah saat Bridgett berganti posisi menjadi Siobhan, seharusnya ekploitasi sifat Bridgett yang liar yang tiba-tiba jadi orang kaya di umbar menjadi plot tersendiri. Haha...ntar jadi kayak film jadul Yeni Rahman yang kembar itu ya...

Dengan begitu banyak kritik pedas, Sarah harus tabah jika Ringer mendapat rating buruk dan tak diberi lampu hijau oleh CW untuk melanjutkan season 2-nya. 

Gimana kalo buat Buffy yang sudah jadi emak-emak? Sounds fun, right?

>>Ithonx<<

Saturday, 9 June 2012

AMERICAN HORROR STORY >>> Cerita Rumah Angker Dengan Cita Rasa Berbeda


Kangen deh nulis di blog yang sudah sedikit terlantar ini. Selain banyaknya aktifitas dan sedikitnya judul serial yang di tonton, modem yang lemot juga harus di salahkan juga atas tak berminatnya Ithon meng-update blog tercinta ini.

American Horror Story sebenarnya sudah lama di tonton, namun Ithonx ingatnya sudah pernah di share disini, tapi begitu ada fans yang 'ngadu' kalau serial ini belum pernah di share, maka di hari yang cerah ini, izinkan Ithonx mengulasnya...halah.

Jika terbiasa dengan menikmati Twilight Zone, Dark Skies, atau karya-karya Stephen Kings, rasa-rasanya misteri dan twist yang di tawarkan American Horror Story terasa biasa saja. Satu episode Twilight Zone saja sudah cukup efektif menakut-nakuti kita dengan hanya berdurasi 30 menit, apalagi American Story butuh 12 episode dengan durasi 45 menit per episodenya membuat kita tercekam akan nasib keluarga malang yang baru pindah ke rumah angker ini.

Ryan Murphy, sang kreator yang membesut Glee dan Nip/Tuck, cukup piawai membuat jalinan cerita antar karakter menjadi sebuah misteri besar dalam satu season saja. Ithonx sendiri tak melihatnya sebagai sebuah serial istemewa, namun publik Amrik dan para kritikus menyanjung serial ini setinggi langit. Memang, jalinan misteri dan plot cukup generik, namun bagi Ithonx yang paling menonjol adalah akting memukau bebarapa pemainnya. Dylan McDermott jelas sekali menampilkan akting yang sangat luar biasa. Rasa takut, galau, amarah, pilu dan kebingungan dengan fasih di ekspresikan aktor teve kawakan ini. Dedikasi akting juga di barengi dengan penampilan fisik luar biasa prima. Demikian juga dengan Connie Britton, Jessica Lange, dan Kate Mara, mereka tampil prima dan tak meragukan.

Inget si Sylar di Heroes? Yup, Zachary Quinto si Spock di Star Trek ini belum lama mengaku ke publik bahwa dia seorang gay, dan di serial ini dia cukup apik melakoni peran gay kemayu yang malang.

Penasaran dengan plot? Oke deh, begini, Keluarga Harmon yang terdiri dari Papa, Mama dan seorang Putri pindah ke sebuah rumah tua besar dengan harapan dapat menyelasaikan masalah rumah tangga yang mereka alami di tempat sebelumnya. Mereka tak tau kalau mansion yg mereka tempati berhantu. Dan kemudian satu persatu masalah baru muncul seiring munculnya tokoh-tokoh lain dalam hidup mereka. Terdengar generik ya? Tapi tunggu dulu....lapis demi lapis cerita dan sejarah rumah beserta penghuni sebelumnya benar-benar membuat penonton penasaran hingga ingin tau misteri besar apa yang melingkupi rumah angker tersebut dan tentu saja nasib ketiga tokoh utamanya. Siap-siap menelusuri rumah hantu? Come inside....

>>Ithonx<<