Universal

Universal
Me and films

Silahkan Cari

Monday, 4 July 2011

TRANSFORMERS 3 >>> I Just Want Megan Fox Back...!!


Sebagai bagian dari masa kecil yang indah, maka Transformers adalah tontonan wajib. Ketika film ini dirilis, maka film-film lain harus diabaikan dulu demi melihat Autobots dan Decepticons yang berperang memporak-porandakan bumi. Jilid ketiga ini masih seperti jilid-jilid sebelumnya. Hingar bingar dengan pameran CGI yang luar biasa. Namun harus diakui bahwa jilid satu-lah yang paling berkesan. Kenapa? karena saat itu kita masih bertanya-tanya akan seperti apa para Transformers ketika dibuat live action, dan ketika dirilis semua penonton merasa takjub. Selebihnya di dua jilid selanjutnya kita tidak lagi diberi kejutan-kejutan luar biasa namun hanya dibuat melototin film berdurasi panjang tersebut sambil terus bilang "What's next?"

Kali ini di jilid ketiga, musuh para Autobots bukan hanya Decepticons, namun ada Sentinel Prime yang jenius dan beraliansi dengan Decepticons mengambil alih bumi. That's it. Sub plot yang tak terlalu istimewa juga diketengahkan dengan hadirnya Carly dan Bosnya, orang tua Sam yang memaksa Sam mencari kerja, dan intrik pemerintahan.

Cabutnya Megan Fox di jilid ketiga sudah jadi berita besar jauh-jauh hari sebelumnya. Mikaela, karakter yang diperankan Megan Fox, diceritakan putus dengan Sam dan sebagai gantinya ada Carly yang diperankan Rossie Huttington. Bagi Ithonx, karisma Rosie dengan aksen Inggrisnya jauh dibawah Megan Fox. Karkater Carly yang dicemburui Sam gara-gara dekat dengan Bos-nya (Patrick Dampsey) terlalu garing dan belum loveable.

Kisah Sam yang kesulitan mencari pekerjaan sangat segar untuk dinikmati, apalagi datangnya orang tuanya yang terus mencampuri kehidupan pribadinya cukup mengocok perut: mengingatkan kita pada jilid pertama. Namun sayangnya hanya terjadi di awal film saja.

Patrick Dampsey cukup memberi kesan juga tampil sebagai villain dari pihak manusia. Sementara Josh Duhamel dan Tyresse Gibson cukup malang karena karakter yang mereka perankan tidak dieksplorasi.

Jilid ketiga ini lebih baik dari jilid kedua, walau disayangkan Megatron hanya muncul di akhir cerita saja. Namun jilid ketiga ini belum mampu menandingi jilid pertama yang paling berkesan walau dramalurgi jilid 3 juga sangat baik. Memang chemistry bagus antara Shia dan Megan tidak terjadi dengan Shia dan Rossie, namun tertutupi dengan munculnya robot Shockwave yang mengulung-gulung menghancurkan bumi. Bikin shock!

Di balik plot yang klise dan suguhan CGI yang berlebihan, Transformers 3 masih tetap menjadi tontonan yang menyegarkan mata bagi bocah-bocah (besar) yang menyukai robot dan ledakan-ledakan super dahsyat.

Jilid empat? tetap masih dinanti dong.

3 comments:

  1. aku bisa tahan nntn film ke-3 ini karena kehebatan teknologinya.
    tapi mungkin saking semangatnya bikin nih film, beberapa adegan jadi ngawur banget...sangat...sangat n-g-g-a-k masuk diakal. gimana manusia-manusia itu bisa tetap seger buger padahal sudah jatuh, dikocok sana-sini, dan sebagainya.
    dan yg lebih mengganggu lagi adalah bagaimana film ini berusaha mati-matian menampilkan sosok Charly agar tetap terlihat cantik di sepanjang film. debu aja nggak bisa nempel.

    ReplyDelete
  2. Bener banget, tapi itulah keahlian Micheal Bay yang ahli ledakan, jadi jangan heran film2nya selain bising juga cerita yang dangkal. Thanks for ur comment.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete