Universal

Universal
Me and films

Silahkan Cari

Thursday, 9 June 2011

HARUSKAH BERALIH DARI DIPIDI KE BIDI >>> Dan Era DVD Pun Segera Berakhir...!! Selamat Datang Blu Ray Disc..!!


Sebenarnya era Blu-Ray Disc sudah lama di mulai, namun lantaran harga keping orisinil dan playernya masih di atas daya beli rakyat jelata seperti Ithonx, maka tekhnologi ini ditanggapi dingin-dingin saja. Lagian, DVD baik yang orisinal maupun bajakan masih bisa memuaskan nafsu menonton saya yang semakin besar tiap hari. Namun, perlahan tapi pasti, masa peralihan tersebut akan tiba juga. Dan kita musti bersiap dengan peralihan ini (halah, kayak apa aja).

Tekhnologi memang tidak pernah berhenti di satu titik saja. Menilik bagaimana revolusi besar home video di era digital, maka tekhnologi mau tak mau adalah sebuah hal yang mesti diikuti agar tetap merasa modern terus, iya gak? Apalagi sudah lebih dari satu dekade ini para penikmat film tak lagi hanya menjadi penonton, namun juga menjadi kolektor film, sehingga home video menjelma menjadi jajanan yang laris manis.

Saya mengenal home video dari era betamax. Betamax? apa sih? bisa di bilang betamax adalah kaset video yang memuat hanya satu judul film yang di putar di VCR alias Video Cassette Recorder. Kemudian betamax tergantikan oleh VHS yang lebih panjang ukurannya.

Dan ketika era cakram datang, kaset menjadi tergusur secara signipikan. Cakram se-gede baskom (laser disc) pun menjadi trend hingga versi compactnya di temukan yang kemudian di sebut CD. Industri home video pun terinvasi juga hingga lahirnya VCD. Keping VCD biasanya hanya bermuatan file video berdurasa sekitar 50 menitan, sehingga dibutuhkan dua keping VCD untuk satu judl film berdurasi satu setengah jam (kecuali film India).

Dan penyempurnaan home video pun dimulai saat DVD mulai menggantikan VCD. Cakram DVD berkapasitas 4,7 giga byte sehingga memungkinkan suara ala bioskop dan gambar beresolusi tinggi di kemas hanya dalam satu keping DVD saja.

Tentu saja perbedaan mencolok kualitas VCD dan DVD sangat kentara dari banyak segi sehingga ketika DVD diperkenalkan, semua orang terbelalak kagum atas apa yg mereka rasakan. Dengan kapasitas se-gede itu (ada yang lebih dari 4,7 gb juga), para pembajak bahkan mampu memasukkan lebih dari 8 judul film dalam satu cakram DVD (tentu saja kualitasnya ancur abiz).

Dan...apakah kita siap beralih ke BD sekarang? Dengan kapasitas sekitar 32 gb, sensasi menontonpun akan segera di bawa ke level lebih tinggi lagi. Jika 4 gb saja sudah sangat memuaskan, apalagi dengan 32 gb. Konsekuensinya tentu saja periferal yang kita punya harus segera di ganti juga. Dengan 32 gb, maka jika hanya ditonton di teve berukuran 21 inch, maka film yang dikemas pada cakram BD bakalan mubazir. BD menyiapkan para penikmat film rumahan agar tetap merasakan sensasi menonton di bioskop hanya dengan duduk di rumah saja. Dan pastinya, sekarang para produsen home video mulai hanya melempar film ke pasaran versi BD-nya saja (walau para pembajak dengan cerdik mengkonversinya menjadi DVD)

Cerdas juga ya para pengembang teknologi ini, dengan di mulainya era BD maka penjualan BD player juga bakal marak, belum lagi TV dan perangkat audio yang dibutuhkan untuk mendukungnya juga bakal diburu orang.

Yang menjadi pertanyaan adalah, apa kita butuh cakram BD yang berkapasitas luar biasa hanya untuk menonton satu judul film saja? Jawabannya tentu saja jika cakram BD harganya sangat terjangkau. Namun bagi penikmat film biasa (baca: bukan hardcore), maka membeli perangkat pemutar BD dengan teve HD-nya bukanlah pilihan yang bijak. Kecuali ntar jika BD bajakan sudah mencapai harga 5 ribu perak juga, haha.

Namun, tak ada salahnya bersiap dengan BD ini karena mau tak mau DVD akan segera tergeser. Tumpukan koleksi DVD kita yang segunung itu akan seperti koleksi VCD yang hanya menjadi penanda bahwa era DVD pernah demikian populernya.

Yuk, beli BD player...

>>Ithonx<<

0 comments:

Post a Comment