Bagi penggemar film Terminator dan seque-sequealnya, tidak menonton serial ini tidaklah apa-apa. Serial dua musim ini tak memberi pengalaman menonton yang sangat luar biasa. Pertama, dimaklumi saja kalau ini hanyalah serial teve dengan bujet terbatas (dibandin filmnya), dan kedua film ini menitikberatkan pada dramalurgi dengan bumbu eksyen sedikit dan lebih menggali sisi psikologis ibu John Connor, Sarah Connor.
Yang belum pernah menonton seluruh seri Terminator (what??) di jamin bakal kesulitan mencerna jalan cerita nampak tidak ada juntrungan.
Males ah ngomongin plot. Ngomongin artisnya ajalah. John Connor diperankan Thomas Dekker yang setelah serial ini (di) tamat (kan) bermain di beberapa film yang kurang box office. THomas memang agak mirip dengan Nick Stahl yang memarankan John Connor versi film. Namun Thomas punya wajah lebih kalem dan tampan. Aktingnya tak bisa dibilang luar biasa. Standar lah. Tak ada lonjakan emosi maupun pergulatan batin luar biasa pada karakter ini sehingga semua hal tampak begitu lempeng tanpa kejutan bagi si John.
Lena Headey kebagian peran sentral di sini. Sebagai Sarah Connor, sang ibu. Aktingnya memang bagus, tapi tak terlalu mengundang simpati mendalam bagi penonton.
Hadirnya Brian Austin Green sebagai Derek, paman John lumayan menyegarkan di beberapa episode, namun makin mendekati akhir, karakter ini tak memberi banyak kontribusi terhadap plot yang sebenarnya sudah bagus, namun terlalu dipanjang-panjangkan.
Yang cukup mengesankan adalah para mesin yang cukup baik dimainkan aktor-aktor yang sudah akrab di mata pecinta serial teve. Shirley Mansion, vokaliis band Inggris Garbage yang eksentrik itu kebagian peran yang ngepas dengan dirinya: Cairan Metal yang menyamar sebagai Katherine Weaver. Tak kalah bagusnya adalah Garret Dillahunt pada saat memarankan John Henry. Dan Summer Glau yg berperan sebagai si mesin cantik Cameron.
Serial ini memang bagus di awal musim. Episode pertamanya saja banyak dipuji-puji kritikus, namun makin lama cerita terasa garing dan tak ada lonjakan plot yang membuat kita betah untuk berlama-lama mendengarkan dialog-dialog yang terkadang terlalu biasa dan tak cerdas. Tapi tetap saja serial ini layak tonton.
>>Ithonx<<
Yang belum pernah menonton seluruh seri Terminator (what??) di jamin bakal kesulitan mencerna jalan cerita nampak tidak ada juntrungan.
Males ah ngomongin plot. Ngomongin artisnya ajalah. John Connor diperankan Thomas Dekker yang setelah serial ini (di) tamat (kan) bermain di beberapa film yang kurang box office. THomas memang agak mirip dengan Nick Stahl yang memarankan John Connor versi film. Namun Thomas punya wajah lebih kalem dan tampan. Aktingnya tak bisa dibilang luar biasa. Standar lah. Tak ada lonjakan emosi maupun pergulatan batin luar biasa pada karakter ini sehingga semua hal tampak begitu lempeng tanpa kejutan bagi si John.
Lena Headey kebagian peran sentral di sini. Sebagai Sarah Connor, sang ibu. Aktingnya memang bagus, tapi tak terlalu mengundang simpati mendalam bagi penonton.
Hadirnya Brian Austin Green sebagai Derek, paman John lumayan menyegarkan di beberapa episode, namun makin mendekati akhir, karakter ini tak memberi banyak kontribusi terhadap plot yang sebenarnya sudah bagus, namun terlalu dipanjang-panjangkan.
Yang cukup mengesankan adalah para mesin yang cukup baik dimainkan aktor-aktor yang sudah akrab di mata pecinta serial teve. Shirley Mansion, vokaliis band Inggris Garbage yang eksentrik itu kebagian peran yang ngepas dengan dirinya: Cairan Metal yang menyamar sebagai Katherine Weaver. Tak kalah bagusnya adalah Garret Dillahunt pada saat memarankan John Henry. Dan Summer Glau yg berperan sebagai si mesin cantik Cameron.
Serial ini memang bagus di awal musim. Episode pertamanya saja banyak dipuji-puji kritikus, namun makin lama cerita terasa garing dan tak ada lonjakan plot yang membuat kita betah untuk berlama-lama mendengarkan dialog-dialog yang terkadang terlalu biasa dan tak cerdas. Tapi tetap saja serial ini layak tonton.
>>Ithonx<<